REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembangunan jalan penghubung KM 149 Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) atau Exit Tol Gedebage dimulai pengerjaannya oleh PT Summarecon Agung Tbk, Kamis (5/4). Pengerjaan ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) dengan membunyikan sirine di kawasan Summarecon Bandung, Kamis, (5/4).
Turut mendampingi dalam penekanan sirine, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Raja Nafrizal, Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat H Arwan Byrin, PLT Walikota Bandung Muhamad Solihin, resident Director Summarecon Adrianto P Adhi, serta Executive Director Summarecon Bandung Hindarko Hasan, Komisaris Summarecon Edi Darnadi, beserta perwakilan masyarakat Gedebage.
Menurut Aher, akses tol ini akan menghubungkan Tol Padaleunyi dengan kawasan Gedebage. Termasuk, rencana pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR). Pembangunan jalan sepanjang 2,5 kilometer tersebut dilakukan di atas lahan yang sudah dibebaskan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Pembangunan jalan ini, dilakukan oleh Summarecon Bandung atau PT Mahkota Permata Perdana dengan anggaran sekitar Rp 100 miliar," ujar Aher.
Ia mengatakan, pola pembangunan jalan melalui kerja sama antara pemerintah dan swasta ini telah dilakukan dua kali di Jawa Barat. Pertama, saat membangun jalan layang bersama Summarecon di Bekasi. Kemudian yang kedua adalah proyek pembangunan akses tol Gedebage tersebut bersama Summarecon kembali.
"Ini kerja sama yang sangat baik. Summarecon membantu pemerintah membangun jalan, dan ini yang kedua di Jawa Barat," katanya.
Menurut Aher, lahan yang akan dibangun jalan sudah dibebaskan oleh pemprov. Pembangunan tahap awal sudah oleh pemerintah pusat jadi tinggal sisa jalan penghubung dengan Gedebage sampai 2.480 meter yang harus dibangun.
Aher berharap, pembangunan ini akan meningkatkan aksesibilitas warga di kawasan timur Bandung Raya. Dengan demikian, transportasi orang maupun barang di kawasan ini semakin lancar. Selain menjadi akses ke kawasan permukiman, jalan ini akan terhubung juga dengan Masjid Raya Jawa Barat atau Masjid Al Jabbar.
Aher menilai, kerja sama ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Pemerintah untung karena dibiayai swasta. Di sisi lain, swasta pun diuntungkan karena secara nilai ekonomi harga lahan akan naik.