REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat program Baca Tulis Quran (BTQ). Hadirnya program ini menjadi salah satu upaya bagi UMM untuk menjamin seluruh alumninya yang beragama Islam dapat membaca Alquran.
Ada dua jalur yang dapat diikuti oleh mahasiswa. Bagi mereka yang sudah bisa mengaji, dapat mengikuti alur tes. Sedangkan bagi yang belum punya kemampuan mengaji dengan baik, pemahaman tajwidnya masih kurang dapat mengikuti alur bimbingan.
Bagi mahasiswa yang mengikuti alur bimbingan, menempuh 13 pertemuan dalam semester dengan target menyelesaikan dua modul pembelajaran. "Sedangkan mahasiswa yang mengikuti alur tes, akan melewati tiga tahap, yaitu tes tulis, tes baca dan yang terakhir pengetahuan terkait tajwidnya," kata Ketua Markaz Da'wah wa Khidmatul Mujtama' (MDKM) UMM Shofron Hidayat, dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/4).
UMM membuat program ini dikarenakan belakangan banyak generasi Islam yang baru tidak membaca Alquran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2015 bahkan menyebutkan 54 persen dari populasi umat Islam di Indonesia buta membaca Alquran. Hal ini dinilai mengkhawatirkan.
"Program ini muncul melihat latar belakang mahasiswa UMM yang beraneka ragam, jadi tidak semuanya mempunyai basic agama yang baik padahal membaca Al-Quran merupakan suatu kewajiban bagi umat Muslim," tambahnya.
Program BTQ UMM ini sudah berlangsung sejak tahun 2009 meskipun SK baru turun pada tahun 2014. BTQ menjadi program yang disyaratkan untuk mengikuti Kuliah, Kerja, Nyata (KKN) dan sertifikatnya juga menjadi salah satu syarat pengajuan ujian tugas akhir atau skripsi.