REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto membantah adanya anggapan bahwa Partai Demokrat dalam waktu dekat akan bergabung dengan koalisi partai politik (parpol) pendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres pejawat 2019. Ia menegaskan Demokrat sampai saat ini belum menentukan sikap soal arah koalisi.
"Terlalu dini buat kami ditanya sudah bersikap terkait pilpres, kami masih punya waktu, sekarang kami bekerja menjadi bagian dari proses untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (10/4).
Apalagi, waktu yang ada saat ini masih cukup panjang bagi parpolnya untuk menimbang-nimbang keputusan yang paling tepat. "Masih jauh sekali buat kami, kami tidak ingin mengambil keputusan yang didasarkan pada emosional, tapi kita ingin memastikan keputusan kami nanti secara hitung-hitungan dan timing-nya tepat," ujar dia.
Didik melanjutkan, Demokrat juga memperhatikan aspek waktu dan momentum dalam membuat perhitungan demi menghasilkan keputusan yang matang. "Timing dan momen juga menjadi variabel yang tidak bisa ditinggalkan dalam perhitungan kita. Menjelang Agustus atau pendaftaran, sikap Demokrat baru akan kami ambil," katanya.
Sebelumnya, Romahurmuziy mengungkapkan, berdasarkan sumber terpercaya, akan ada dua parpol yang bergabung ke koalisi Jokowi pada bulan ini. Dua partai tersebut, kata dia, sudah mengadakan pembicaraan serius dengan Jokowi belum lama ini.
Bahkan Romy, sapaannya membeberkan, besar kemungkinan akan ada semacam deklarasi dukungan dari salah satu atau kedua partai tersebut dalam waktu dekat. Namun dukungan salah satu partai masih bersyarat dengan mengambil kadernya sebagai calon wakil presidennya pak Jokowi.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun tidak membantah kabar yang menyebut akan bergabungnya dua partai politik ke poros koalisi Joko Widodo. Dua partai tersebut, yang dinilai belum menentukan sikapnya untuk pemilihan presiden 2019, yakni Partai Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).