Selasa 10 Apr 2018 12:37 WIB

Aher Minta Polisi Petakan Daerah Rawan Miras Oplosan

Aher ajak semua pihak menaruh perhatian pada urusan miras oplosan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah keluarga korban yang tewas akibat menenggak minuman keras (miras) oplosan tengah menunggu di depan Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cicalengka, Senin (9/4).
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Sejumlah keluarga korban yang tewas akibat menenggak minuman keras (miras) oplosan tengah menunggu di depan Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cicalengka, Senin (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan prihatin dengan banyaknya korban akibat minuman keras (Miras) yang terus berjatuhan hingga puluhan orang. Menurut Ahmad Heryawan, ia berharap ke depan tak akan ada korban lagi.

"Saya perihatin dengan kejadian tersebut berharap tak ada korban lagi. Saya mengajak semua pihak agar menaruh perhatian pada urusan seperti ini," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, di Gedung Sate, Selasa (10/4).

Menurut Aher, kepolisian dan pihak terkait harus memetakan kecenderungan di daerah mana yang rawan terjadi kasus miras. Karena, sebelumnya kasus tersebut terjadi di Jawa Barat bagian utara. Lalu, sekarang ke Sumedang, Garut dan sekarang di Bandung.

"Kasus miras ini kan sekarang di papay (digilir) satu-satu," katanya.

Aher mengatakan, ke depan semua pihak terkait harus bisa mencegah kalau sudah ada kasusnya harus benar-benar dilokalisasi. "Nah daerah yang belum ada kasus harus diantispasi," katanya.

Selain itu, menurut Aher, keluarga pun harus terlibat dalam mendidik dan merawat anak-anaknya. Karena, kalau keluarga memperhatikan anaknya maka setiap anak tak akan mencari kepuasaan sesuai dengan bayangan mereka seperti meminum miras dan lain-lain.

"Saya mengajak pimpinan sekolah untuk antisipasi ini. Tentu, di sekolah diajarkan mata pelajaran, tapi tata nilai harus diajarkan sekaligus saat mengajar di depan kelas," katanya.

Upaya lainnya, kata dia, termasuk mengantispiasi dengan meninformasikan pada muridnya terkait bahaya Napza dan miras. Masyarakat pun harus bahu membahu gotong royong bersama-sama, saling mengasihi dan mengawasi.

"Mari jadikan anak yang ada di sekitar kita sebagai anak kita. Jadi kita menemukan anak dimana saja harus kita kasihi," kata Aher seraya mengatakan, kalau semuanya disapa dan disayangi maka anak tak akan hidup dan merasa menyendiri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement