REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Abdul Somad menghadiri malam penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2017 di Djakarta Theater XXI, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta, Selasa (10/4) malam. Ustaz Abdul Somad hadir sebagai salah satu dari lima tokoh yang menerima anugerah Tokoh Perubahan.
Saat tiba, Abdul Somad yang menggunakan kopiah hitam khasnya ini tampak langsung memasuki gedung. Ia masuk melalui pintu yang berbeda dari tamu lain untuk menghindari keramaian yang berlebih.
Penghargaan Tokoh Perubahan Republika ini sudah berlangsung sejak tahun 2005. Kelima tokoh yang menerima anugera perubahan tersebut, masing-masing bergerak di bidang ekonomi, pembangunan, hingga keagamaan.
Mereka, yakni Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Suprajarto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin, Pemilik Trusmi Group Sally Giovanny, dan pendakwah Ustaz Abdul Somad.
Nama terakhir, sosoknya paling melejit dalam waktu relatif singkat. Somad mulai diterima kalangan umat Islam Indonesia secara luas pada tahun 2016 lalu. Dai muda asal Riau tersebut sukses mencuri perhatian umat lewat dakwah-dakwahnya yang mudah dicerna.
UAS, demikian pria 40 tahun ini biasa disapa, sukses menyampaikan dakwah lewat media internet. Video-video tausyiahnya di Youtube viral berseliweran. Kelebihan Somad adalah berani membuka sesi tanya jawab terbuka seputar agama di setiap kegiatan dakwahnya.
Ustaz Abdul Somad kini menjadi dai muda yang tengah naik daun. Dalam dua tahun terakhir, namanya melambung. Pendakwah kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara, 18 Mei 1977 itu diburu oleh umat, di mana pun ia hadir untuk berceramah.
Generasi millennial juga dijangkaunya melalui Facebook dan Instagram. Akun Facebook.com/UstadzAbdulSomad diikuti lebih dari satu juta akun, sedangkan jumlah pengikut Instagram.com/UstadzAbdulSomad mencapai 2,1 juta. Blog pribadi Ustaz Abdul Somad, somadmorocco.blogspot.co.id, diketahui aktif sejak April 2010.
Menurut ulama yang bergelar adat Datuk Seri Ulama Setia Negara ini, manfaat berdakwah melalui internet dapat menembus keterbatasan ruang dan waktu. Di satu sisi, penceramah dapat menghindari kendala-kendala yang kerap dijumpai di dunia nyata, semisal dana atau ketersediaan jadwal dan lokasi untuk menjangkau jamaah.