REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Jajaran Polres Cirebon sedang menyelidiki robohnya tembok bangunan tua sisa usaha sarang burung walet di Desa Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Senin (16/4). Peristiwa itu menyebabkan tujuh orang tewas dan dua terluka.
"Kita sedang selidiki lebih lanjutdengan instansi terkait," ujar Kapolres Cirebon, AKBP Risto Samodra.
Risto menerangkan, bangunan yang roboh itu merupakan bangunan kosong. Pemiliknya tidak tinggal di situ.
Secara kasat mata, kata Risto, banguna sisa usaha burung walet tersebut memang sudah tua. Untuk mengantisipasi terulangnya kasus serupa, pihaknya bersama pemerintah daerah setempat akan merobohkan sisa bangunan yang saat ini masih tersisa, yang dinilai bisa membahayakan masyarakat. "Sekarang (bangunan) sudah di-police line," tutur Risto.
Risto pun mengimbau, warga untuk saat ini jangan berada di sekitar lokasi bangunan karena masih berbahaya. Imbauan itu berlaku hingga kondisi dinyatakan benar-benar aman.
Seperti diketahui, tujuh orang tewas dan dua terluka akibat tertimpa tembok tua yang roboh di Desa Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Senin (16/4) sekitar pukul 10.30 WIB.
Saat peristiwa itu terjadi, para korban, yang sebagian besar merupakan siswa SMPN 1 Gegesik, sedang berlatih menabuh gamelan di sanggar tradisional milik Suherman (48 tahun). Pada saat latihan sedang berlangsung, tembok bangunan tua sisa usaha sarang burung walet yang ada disebelah sanggar tiba-tiba roboh.
"Akibat peristiwa itu ada tujuh korban yang meninggal dunia, satu orang terluka berat, satu luka ringan dan dua selamat," ujar Risto.
Adapun tujuh korban meninggal dunia itu masing-masing bernama Andra (13 tahun), Arid (13), Fada (13), Fardi (14), Adzikri (14 ), Suparti (13 ) dan Suherman (48 ). Suherman merupakan pemilik sanggar sekaligus dalang yang melatih para siswa tersebut
Sedangkan korban luka berat bernama TriIntan (13) dan korban luka ringan bernama Fitri (13). Korban lukaberat saat ini dirujuk ke Rumah Sakit Ciremai.