REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menilai butuh keajaiban untuk mewujudkan, apabila ada pihak yang mewacanakan, poros ketiga dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019. Zulkifli mengatakan, saat ini PAN berupaya menggagas koalisi untuk menguatkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa.
"Untuk mewujudkan (wacana) poros ketiga butuh keajaiban," kata Zulkifli selepas makan malam di D'kampoeng di Surabaya Town Square (Sutos), Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/4) malam.
Zulkifli mengemukakan, pihaknya justru sedang menggagas koalisi nasional untuk menghadapi pilpres mendatang. Koalisi nasional digagas untuk merajut kembali Merah Putih. Koalisi ini untuk menguatkan kembali persatuan dan kesatuan bangsa. "Tidak memecah belah, tidak bermusuhan, tetapi untuk kepentingan nasional kita. National interest, " katanya.
Menurut Zulkifli, gagasan mengenai koalisi nasional sedang dibahas partai-partai politik. Namun, Zulkifli belum menjelaskan secara rinci mengenai jumlah partai dan partai apa saja yang membahas gagasan tersebut. Mengenai arah dukungan PAN dalam pilpres mendatang, Zulkifli mengemukakan, dukungan PAN belum bisa ditentukan saat ini.
"Bisa saja ke Pak Jokowi, bisa juga ke Pak Prabowo, atau bisa juga yang lain," ujarnya.
PAN saat ini belum menentukan dukungan karena masih konsentrasi di pilkada. Karena itu, sikap PAN akan ditentukan setelah pilkada. "Kita lihat nantilah setelah pilkada. Sekarang masih demikian cair," katanya.
Dalam Pilkada Jawa Timur, PAN mendukung pasangan Khofifah-Emil. Partai tersebut optimistis calon yang didukung akan mampu meraih kemenangan. PAN bekerja keras untuk memenangkan pasangan tersebut.
Menurut Zulkifli, dari kalkulasi, PAN menjadi penentu kemenangan Khofifah-Emil. Terlebih bila Muhammadiyah dan Aisyiyah solid, target kemenangan diyakini akan terwujud. Apabila semula dukungan warga Muhammadiyah dan Aisyiyah kepada Khofifah-Emil diperkirakan 70 persen, saat ini sedang digalang agar dukungan itu bisa 100 persen.
(Baca juga: Zulkifli Hasan: Saya Siap Maju di Pilpres 2019)