Rabu 18 Apr 2018 17:45 WIB

Air Sebagai Media Penyembuhan

Air senantiasa memberi faedah bagi pengobatan lahiriah.

Ilustrasi Air Menetes
Foto: Agung Suprianto/Republika
Ilustrasi Air Menetes

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penderitaan yang dialami Nabi Ayyub AS membuat istrinya pergi meninggalkannya. Padahal, istrinya termasuk orang yang taat, salehah, dan senantiasa berbakti kepada Nabi Ayyub. Namun, karena godaan setan dan caci maki serta penghinaan yang dilontarkan para tetangganya, istrinya pun meninggalkan Nabi Ayyub.

Sepeninggal istrinya, Nabi Ayyub hidup dalam kesendirian. Ia senantiasa sabar dan memohon petunjuk kepada Allah agar segera diberikan kesembuhan. Doanya dikabulkan Allah. Allah memerintahkan Nabi Ayyub agar menghentakkan kakinya ke bumi sehingga air keluar. Dengan air itu, ia mandi dan minum.

''Hentakkanlah kakimu! Inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.'' (QS Shad [38]: 42).

Muhammad Musthafa al-Maraghi dalam tafsirnya, Al-Maraghi, menjelaskan, ayat tersebut menunjukkan makna bahwa penyakit yang diderita Nabi Ayyub adalah sejenis penyakit kulit yang tidak menular. Semacam penyakit gatal atau sejenisnya yang membuat payah dan menderita, tetapi tidak menyebabkan kematian.

Pengertian air di sini, kata al-Maraghi, menunjukkan bahwa mata air yang mengandung unsur medis sehingga menjadi penyembuh dari penyakit tersebut.

Pada hakikatnya, air senantiasa memberi faedah bagi pengobatan lahiriah dan dapat memberi manfaat penyembuhan dengan cara diminum. Sebagaimana diketahui, di sejumlah negara Eropa, Mesir, dan lainnya, air dipergunakan sebagai media penyembuhan untuk penyakit kulit dan juga penyakit batiniah. Bahkan, pengobatan air kini telah menjalar ke seluruh pejuru dunia. Banyak orang memanfaatkan spa (sante per aqua) untuk media pengobatan.

Bahkan, sejak ratusan tahun sebelum Masehi (SM), bangsa Romawi sudah mengenal khasiat mandi, baik mandi susu maupun berendam di kolam air bersih yang dilengkapi pancuran dan wewangian. Tujuannya agar tubuh menjadi bersih, sehat, dan wangi.

Spa yang kita kenal sekarang bukan cuma dihubungkan dengan air, melainkan juga dengan perawatan kecantikan, kesehatan jiwa (badan), serta kebugaran. Spa biasanya menyertakan bahan-bahan atau cara alami seperti perawatan wajah dan tubuh dengan aromaterapi, mandi rempah, body scrub, body wrap, pengaturan gizi, yoga, atau meditasi.

Akan tetapi, konsep spa itu asal mulanya hanya berkaitan dengan air. Istilah spa diambil dari bahasa Yunani, sante per aqua, yang artinya 'kesehatan melalui terapi air'.

Menurut para peneliti trombosis yang berbasis di London, Inggris, jika orang selalu mandi dengan air dingin, peredaran darahnya akan membaik dan membuat tubuh menjadi terasa lebih segar dan bugar.

Ditambahkan lagi, mandi dengan air dingin akan meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh dan meningkatkan kemampuan seseorang terhadap serangan virus.

Untuk kesembuhannya, Nabi Ayyub memanfaatkan air sebagai media penyembuhannya. Ia mandi dan minum dari air yang diperolehnya itu.

Seperti dikutip Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengenai ayat tersebut, Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasul SAW bersabda, ''Ketika Ayyub mandi (dengan melepaskan seluruh pakaiannya), jatuhlah seekor belalang (ulat) yang terbuat dari emas. Maka, Ayyub pun menyusupkan belalang tersebut ke dalam bajunya. Kemudian, Allah berseru kepadanya, 'Hai, Ayyub, bukankah Aku telah mencukupkan kamu dari apa yang kamu lihat itu?' Ayyub AS menjawab, 'Tentu saja, wahai, Tuhanku, tetapi aku tidak pernah merasa cukup dari barakah-Mu.''' (HR Bukhari).

Wallahualam. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement