REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu poros ketiga dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kembali muncul pascapertemuan Presiden PKS Sohibul Iman dengan Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan pada pekan lalu. Namun, Wakil Sekretaris Jendral PKS Abdul Hakim menjelaskan, prioritas utama partainya saat ini tetap penguatan koalisi dan kemitraan bersama dengan Gerindra.
Hakim tidak menampik, berbagai kemungkinan menjelang Pilpres 2019 akan tetap ada hingga pasangan calon capres dan cawapres didaftarkan ke KPU pada Agustus. "Tapi, kami ingin terus memelihara kebersamaan dan koalisi antara kami dengan Gerindra dan Pak Prabowo," tuturnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (24/4).
Menurut Hakim, kerja sama antara PKS dan Gerindra telah membuahkan hasil dengan mendapat kepercayaan pada Pilkada DKI Jakarta tahun lalu. Ia pun berarap, koalisi PKS, Gerindra, dan sejumlah partai lain dapat berbuah kemenangan pada sejumlah Pilkada 2018 serentak. Termasuk, di antaranya di Jawa barat dan Jawa Tengah.
Dengan keberhasilan yang sudah tercapai, PKS ingin terus memupuk kebersamaan dengan Gerindra hingga Pilpres 2019, di mana pasangan capres dan cawapres dari kedua partai. "Pak Prabowo akan berpasangan dengan salah satu dari sembilan cawapres PKS," ujar Hakim menjelaskan skenario koalisinya.
Tidak hanya pada Gerindra, PKS pun terus membuka komunikasi untuk mendapat dukungan dari partai lain, umat dan masyarakat terhadap koalisi oposisi ini. Tujuan mereka adalah menghadirkan pemimpin Indonesia baru dari hasil Pilpres 2019.
Sebelumnya, isu poros ketiga kembali mencuat ketika Presiden PKS Sohibul Iman bertemu dengan dengan Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan di DPP PKS pada Selasa (17/4). Pertemuan tersebut membahas kemungkinan munculnya poros ketiga.