Rabu 25 Apr 2018 21:30 WIB

Emil Ingin Jadi Pemimpin yang Rajin Silaturahim

Cagub Ridwan Kamil menekankan pentingnya jadi pemimpin yang rajin bersilaturahmi.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bayu Hermawan
Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjawab pertanyaan panelis pada diskusi publik Mimbar Pemimpin Indonesia (MIMPI) bertajuk Ngaruat Kandidat Keur Ngarawat Jawa Barat yang digelar Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA Unpad) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat, di Aula Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Rabu (25/4).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjawab pertanyaan panelis pada diskusi publik Mimbar Pemimpin Indonesia (MIMPI) bertajuk Ngaruat Kandidat Keur Ngarawat Jawa Barat yang digelar Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA Unpad) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat, di Aula Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Rabu (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menekankan pentingnya jadi pemimpin yang rajin bersilaturahim dengan masyarakatnya. Hal ini menjawab solusi akan tantangan ancaman keamanan di Jawa Barat yang dikemukakan dalam kegiatan Mimpi (Mimbar Pemimpin Indonesia) yang digelar oleh Ikatan Alumni (Ika) Univesitas Padjadjaran dan KPU Jawa Barat, Rabu (25/4).

Ridwan menyebutkan ada tiga tantangan ancaman di Jawa Barat. Salah satunya yang utama ialah ancaman keamanan dan terorisme yang mengancam kondusivitas wilayah. Menurutnya dengan menjadi pemimpin yang rajin bersilaturahim dengan masyarakatnya maka potensi yang mengancam kondusivitas bisa dicegah.

"Power of silaturahim itu memang luar biasa," kata pria yang akrab disapa Emil ini di Grha Sanusi Universitas Padjadjaran.

Emil menyebutkan pemimpin sudah sewajarnya harus dekat dengan rakyatnya. Pemimpin harus siap berdiskusi dengan warganya untuk mencari solusi bersama terutama yang menyangkut masalah keamanan.

Di samping itu, kata dia, pemimpin bisa terus menanamkan nilai-nilai moral bangsa Indonesia kepada rakyatnya agra menjunjung rasa saling menghormati akan perbedaan yang ada.

"Untuk masalah terorisme radikalisme pemimpin Jawa Barat harus turun tangan ke bawah merangkul berdiskusi menjadi moderator dalam forum-forum yang mengeratkan kepancasilaan," ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan mengantisipasi tindalam terorisme yang kerap melibatkan warga Jawa Barat maka perlu sistem yang kuat. Penguatan sistem ini dilakukan di tingkat kewilayahan untuk dengan sigap memantau warganya. Sebab, pelaku terorisme ini biasanya warga baru yang kurang bersosialisasi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement