Kamis 03 May 2018 08:52 WIB

Pidato Abbas Soal Yahudi dan Holocaust Menuai Kritik

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkritik keras pidato Abbas.

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Presiden Palestina Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Dalam pidato yang disiarkan langsung pada hari Senin (30/4) lalu, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan bahwa holocaust oleh rezim Adolf Hitler di Eropa tidak disebabkan oleh antisemitisme. Menurut dia, itu disebabkan oleh perilaku sosial orang Yahudi sendiri.

Hal itu bisa dilihat dari pinjaman uang atau masalah finansial lain seperti riba. Ada dasar rasa permusuhan dalam diri mereka sehingga menyebabkan pertikaian.

Abbas mengklaim pandangannya didukung oleh penulis Yahudi, yang buku-bukunya menyimpulkan bahwa permusuhan terhadap orang Yahudi bukan karena agama mereka, tetapi karena kegiatan sosial mereka.

Baca juga, Yahudi Desak Muslim Kosongkan Al-Aqsha untuk Perayaan Paskah

Komentar itu dengan cepat mendorong serangan balik di dalam dan di luar Israel. "Dengan ketidaktahuannya, dia mengklaim bahwa orang Yahudi Eropa dianiaya dan dibunuh bukan karena mereka orang Yahudi, tetapi karena mereka memberikan pinjaman dengan bunga," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilansir laman the Washington Post.

"Sekali lagi, dia telah mengucapkan kata anti-Semit yang paling hina," ujar Netanyahu menambahkan.

Abbas telah lama dituduh menyangkal atau merusak holocaust. Disertasi doktoralnya mempertanyakan apakah korban tewas 6 juta orang Yahudi mungkin telah meningkat, dan ia berpendapat bahwa Zionis dan Nazi bekerja sama untuk mengirim orang Yahudi ke Israel masa kini.

Namun, terkadang sikapnya berbeda. Pada tahun 2003, Abbas mengatakan bahwa holocaust adalah kejahatan yang mengerikan, tak termaafkan terhadap bangsa Yahudi, kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak dapat diterima oleh manusia; pada tahun 2014, ia mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan holocaust kejahatan paling keji telah terjadi terhadap kemanusiaan pada era modern.

Namun, Jonathan Greenblatt, CEO of the Anti-Defamation League, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kecaman terbaru Abbas mencerminkan sekali lagi kedalaman dan presistensi sikap antisemitisme yang ia tampung. Pernyataan Abbas datang pada saat ketegangan terjadi antara Palestina dan Israel sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel.

Biro luar negeri Uni Eropa di Brussels juga mengutuk pidato Abbas, menyebut pendapatnya tentang holocaust tidak dapat diterima. "Retorika seperti itu hanya akan bermain di tangan mereka yang tidak menginginkan solusi dua negara, yang telah berulang kali disoroti Presiden Abbas," kata lembaga ini, Rabu (2/5).

Nickolay Mladenov, koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, menuduh Abbas menggunakan pidatonya untuk mengulangi beberapa penghinaan antisemisme. "Holocaust tidak terjadi dalam ruang hampa. Itu adalah hasil dari ribuan tahun penganiayaan," katanya dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement