REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump belum meminta Pentagon untuk mengurangi pasukan AS yang berbasis di Korea Selatan (Korsel). Hal ini diungkapkan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton pada Jumat (4/5).
Pernyataan Bolton ini sekaligus membantah laporan yang diterbitkan New York Times. Dalam beritanya, New York Times, mengutip beberapa sumber pajabat, menyebut bahwa Trump sedang mencari opsi untuk membatasi pasukan AS di Korsel.
"Laporan New York Times benar-benar omong kosong. Presiden belum meminta Pentagon untuk memberikan opsi untuk mengurangi pasukan Amerika yang ditempatkan di Korsel," kata Bolton.
Trump akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dalam KTT AS-Korut. KTT ini rencananya digelar pada akhir Mei atau awal Juni mendatang. Namun hingga saat ini belum ada pengumuman resmi dari kedua belah pihak terkait waktu dan tempat penyelenggaraan KTT.
Dalam KTT tersebut Trump dan Kim akan membahas tentang denuklrisasi di Semenanjung Korea. Hal ini sebelumnya juga telah dibahas Kim ketika bertemu Presiden Korsel Moon Jae-in dalam KTT Antar-Korea yang digelar di Panmunjom pada 27 April lalu.
Dalam KTT tersebut, Kim dan Moon menandatangani Panmunjom Declaration for Peace, Prosperity, and Unification of the Korean. Inti dari deklarasi adalah kedua negara sepakat memulai rekonsiliasi dan menghentikan segala provokasi yang dapat memicu peperangan di Semenanjung Korea.
Korut pun menyatakan kesiapan untuk meninggalkan program nuklirnya dalam deklarasi tersebut.