Senin 07 May 2018 16:35 WIB

BPS: Indeks Pembangunan Manusia Sumbar Tinggi

Meski IPM di Mentawai rendah, tetapi justru pertumbuhan IPM paling cemerlang

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Muhammad Hafil
Masjid Raya Sumatra Barat
Foto: Wikipedia
Masjid Raya Sumatra Barat

REPUBLIKA.CO.ID,  PADANG -- Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sumatra Barat (Sumbar) berstatus 'tinggi'. Nilai IPM Sumbar pada 2017 sebesar 71,24, bertengger di peringkat kesembilan nasional.

IPM sendiri merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan pemerintah dalam membangun kualitas manusianya. IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator Dana Alokasi Umum (DAU) dari pusat ke daerah.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Sukardi, menyebutkan bahwa ada empat hal yang dijadikan sebagai komponen pembentuk IPM di daerah. Keempat hal tersebut adalah angka harapan hidup, pengeluaran perkapita pertahun, harapan lama sekolah, dan rata-rata lama sekolah.

Berdasarkan hasil pengkuran IPM di Sumbar, angka harapan hidup tahun 2017 di Sumbar yakni 68,78 tahun, harapan lama sekolah 13,94 tahun, dan rata-rata lama sekolah 8,72 tahun. Sedangkan pengeluaran perkapita pertahun oleh penduduk Sumbar sebesar Rp 10,036 juta.

"Tren IPM di Sumbar terus naik. Sejak 2010-2017, IPM rata-rata tumbuh 0,85 persen per tahun," kata Sukardi, Senin (7/5).

Dari seluruh kabupaten/kota di Sumbar, masih ada satu daerah yang status IPM-nya masih rendah, yakni Kepulauan Mentawai. Mentawai menduduki posisi buncit dari 19 daerah di Sumbar yang diukur IPM-nya dengan skor 59,25.

Meski memiliki skor IPM terendah, Mentawai justru mencatatkan pertumbuhan IPM paling cemerlang. IPM Mentawai berhasil tumbuh 1,68 persen dibanding 2016 lalu, melampaui prestasi kabupaten/kota lainnya dengan rata-rata pertumbuhan di bawah 1 persen.

Meski begitu, Sukardi tetap berharap Pemprov Sumbar menjadikan hasil IPM sebagai acuan perencanaan pembangunan. IPM di Mentawai terbilang rendagh, lanjutnya, karena keberadaan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur penunjang ekonomi yang belum terbangun merata. Tak hanya itu, secara budaya masyarakat Mentawai juga masih banyak yang belum mementingkan pendidikan formal.

Salah satu yang bisa mempercepat pertumbuhan IPM di Mentawai, lanjut Sukardi, adalah pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Asalkan dibangun tanpa mengesampingkan kearifan lokal, Sukardi yakin Mentawai bisa mencatatkan laju pertumbuhan IPM yang tinggi.

"Pendapatan meningkat, masyarakat akan termotivasi untuk sekolah, sarana kesehatan juga akan tersedia sehingga IPM akan lebih bagus," katanya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement