REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemungkinan pemindahan narapidana teroris dari Mako Brimob hingga saat ini masih dalam tahap koordinasi antara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) dengan Mako Brimob, BNPT dan Densus 88. Napi tersebut tidak hanya akan ditaruh di Lapas Nusa Kambangan namun disebar di seluruh lapas di Indonesia.
"Kita sedang melakukan pemetaaan. Kita data dari pihak Mako Brimob, bekerjasama dengan BNPT, Densus 88, dan Dirjen PAS," ujar Kepala Bagian Humas Dirjen PAS Kementerian Hukum dan HAM Ade Kusmanto saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (9/5).
Ade menyebut beberapa pihak tersebut sedang membahas napi mana saja yang harus segera dipindah. Hal ini dilihat dari perilaku dan kondisi napi serta daya tampung dari Mako Brimob sendiri.
Tahap pendalaman dan penyelidikan terhadap tiap napi terorisme masih dilakukan oleh Mako Brimob untuk memastikan kondisi tiap-tiap napi. Jumlah napi terorisme yang berada di Mako Brimob berdasarkan laporan Kepala Rutan Salemba disebut 165 orang.
"165 ini ada kemungkinan semua dipindah, mungkin juga tidak. Kalau dirasa sudah tidak memenuhi syarat berada di mako, sudah membahayakan keselamatan dan menggangu ketertiban, bisa saja semuanya dipindah dan disebar ke seluruh lapas di Indonesia," lanjutnya.
Meski nantinya napi terorisme ini akan disebar di seluruh Indonesia, namun bagi napi yang paham radikalismenya masih tinggi akan langsung dipindah ke Lapas Nusa Kambangan. Nantinya napi akan diletakkan di ruangan dengan keamanan tinggi atau high risk.
Bagi napi yang dimasukkan di lokasi tersebut, ia akan sendirian di dalam sel. Mereka diasingkan dari yang lain agar tidak melukai ataupun mempengaruhi pemikiran napi lainnya.
Pihak Ditjen PAS sendiri telah siap untuk melakukan pemindahan napi kapanpun. Jika hasil pendataan, pendalaman, dan penyelidikan telah selesai kapan pun napi dipindah pihaknya akan siap menerima.
"Biasanya aksi solidaritas terorisme ini sangat tinggi. Kita dari Dirjen PAS sudah menunggu kapanpun napi ini dipindah ya kita siap. Yang perlu ditekankan adalah kejadian serupa diharapkan tidak terulang lagi," ucap Ade.