Jumat 11 May 2018 09:29 WIB

IPW: Napi di Rutan Mako Brimob Sering Menghilang

Neta mempertanyakan mengapa Ahok ditahan di Rutan Mako Brimob.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bilal Ramadhan
Pekerja membawa karangan bunga duka cita pasca insiden kerusuhan antara petugas kepolisian dan narapidana di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja membawa karangan bunga duka cita pasca insiden kerusuhan antara petugas kepolisian dan narapidana di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyatakan keamanan narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, tergolong lemah. Sebab, tahanan maupun narapidana di sana mudah meninggalkan rutan.

"Dari pantauan kita, banyak tahanan potensial, ya misalnya pejabat, itu mereka sering kali tidak ada di situ, mereka pulang. Gayus Tambunan dulu ditahan di sana, terus hilang," kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (11/5).

Neta juga menyinggung soal terpidana kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang ditahan di Rutan Mako Brimob. Ia mempertanyakan mengapa mantan gubernur DKI itu ditahan di Rutan Mako Brimob.

Kalau berdalih karena lapas di tempat lain itu sudah melampaui kapasitas, justru penahanan Ahok di Mako Brimob akan memindahkan masalah. Karena itu juga, menurut Neta, sudah semestinya Rutan Mako Brimob dibubarkan dan dikembalikan ke fungsi awal, yaitu untuk menahan anggota Brimob nakal atau internal.