Jumat 11 May 2018 17:03 WIB

Menteri PUPR: Jembatan Widang Bisa Dilalui pada H-10 Lebaran

Jembatan Widang ambrol pada 17 April lalu.

Pekerja membongkar Jembatan Widang yang ambrol di Kecamatan Widang, Tuban, Jawa Timur, Jumat (20/4).
Foto: Antara/Aguk Sudarmojo
Pekerja membongkar Jembatan Widang yang ambrol di Kecamatan Widang, Tuban, Jawa Timur, Jumat (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono optimistis Jembatan Widang pada H-10 Lebaran tahun ini sudah bisa dilalui atau digunakan kembali. Sebelumnya, jembatan ini ambrol.

"Direncanakan selesai semuanya 23 Mei ini, semua kepasang rangka bajanya, setelah itu baru lantainya, pengecoran, sehingga H-10 atau 4 Juni sudah bisa dilewati," katanya menjawab pers usai meninjau proses pengerjaan Jembatan Widang, di Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat (11/5).

Jembatan Widang atau yang dikenal dengan Jembatan Cincin Lama itu pada Selasa, 17 April 2018, ambrol karena tak kuat menahan beban tiga truk bermuatan lebih dan menyebabkan satu korban tewas. Basuki optimistis pekerjaan renovasi itu tuntas karena kendalanya hanya pada pemasangan peranca segmen empat, lima dan enam.

"Posisi tiga peranca itu tepat berada di barang bukti berupa rangka jembatan yang jatuh ke Sungai Bengawan Solo. Saya sudah telepon Pak Kapolda dan minta izin untuk dikerjakan terlebih dulu dan disetujui," katanya.

Oleh karena itu, kata Basuki, proses pekerjaan bisa diteruskan dan setelah selesai, baru rangka jembatan itu akan dievakuasi. "Saya kira kepentingan umum dulu, baru kepentingan barang bukti," kata Basuki.

Basuki juga yakin dalam 10 hari ke depan sisa pekerjaan masih bisa dikejar dan secara persentase untuk pemasangan rangka sudah 50 persen. Menyinggung tentang biaya perbaikan jembatan itu, Basuki menyebutkan sekitar Rp 10 miliar - Rp 12 miliar dan berasal dari dana darurat Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR.

"Karena ini urgent, kita kerjakan dulu, nanti mestinya dihitung dengan BPKP," katanya.

Basuki juga memastikan bahwa pekerjaan itu sudah final sehingga setelah Lebaran tidak ada lagi pekerjaan. Ditanya apa yang akan dilakukan pemerintah agar kejadian seperti ini, tak terulang, Basuki menegaskan perlu implementasi regulasi tentang pembatasan muatan berlebih pada angkutan berat (overload).

"Kami akan tegakkan regulasi overload yang sudah ada," katanya.

Hal yang akan dilakukan, misalnya pemerintah mungkin tidak lagi memberi izin untuk impor truk bekas besar dan optimalisasi jembatan timbang sejak truk keluar gudang dan lainnya. Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moewanto menyebutkan disain jembatan nasional rata-rata untuk kuat menanggung beban 45 ton dengan toleransi satu setengah kalinya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement