Sabtu 12 May 2018 14:10 WIB

Bela Palestina, Ratusan Warga Inggris Demo Kedubes Israel

Demonstran memprotes peringatan 70 tahun berdirinya Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Umat Islam mengibarkan bendera Palestina saat mengikuti aksi 115 di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (11/5).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Umat Islam mengibarkan bendera Palestina saat mengikuti aksi 115 di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ratusan warga Inggris menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Israel di London pada Jumat (11/5). Mereka menyuarakan pembelaan terhadap Palestina dan memprotes peringatan 70 tahun berdirinya Israel.

Dilaporkan laman Anadolu, dalam aksi tersebut massa membawa dan membentangkan bendera Palestina. Mereka pun memekikkan pernyataan seperti "bebaskan Palestina", "akhiri okupasi, dan "kemerdekaan sekarang".

Di antara warga Inggris yang berdemo, ada pula yang membawa poster bertuliskan "Berdiri untuk Gaza, hentikan pembunuhan" dan "Nakba70, Kami Kembali". Nakba merupakan sebuah istilah yang merujuk peristiwa mengungsinya 700 ribu warga Palestina akibat berdirinya Israel. Mereka terusir setelah desa dan tanahnya direbut Israel.

Saat ini para pengungsi tersebut tersebar di Yordania, Suriah, Lebanon, dan beberapa negara lainnya. Ada pula yang tinggal di camp pengungsian di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Mayoritas pengungsi hidup dengan mengandalkan bantuan dari Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Namun saat ini, UNRWA tengah mengalami krisis dana setelah Amerika Serikat (AS) memangkas sejumlah besar bantuannya. AS hanya menyiapkan dana sebesar 60 juta dolar AS untuk UNRWA pada 2018. Jumlah ini berkurang drastis dari sumbangan AS tahun lalu yang mencapai 360 juta dolar.

Pemangkasan ini tak pelak menyebabkan UNRWA mengalami krisis pendanaan. "Ini adalah krisis pendanaan terbesar kami," ujar Kepala UNRWA Pierre Krahenbuhl pada akhir April lalu.

Pemangkasan dana bantuan untuk UNRWA dilakukan AS tak lama setelah mereka mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember tahun lalu. Pengakuan itu menyebabkan Palestina menarik diri dari perundingan damai dengan Israel yang dimediasi AS. Palestina menilai AS tak lagi menjadi mediator netral karena terbukti membela kepentingan Israel.

Namun AS memaksa Palestina agar tetap berkenan berunding dengan Israel. Salah satu upaya yang ditempuh AS untuk kembali menarik Palestina ke dalam perundingan adalah dengan memangkas dana bantuan terhadap UNRWA.

Negara-negara Teluk, termasuk Kanada dan Norwegia, telah menyiapkan dana sebesar 200 juta dolar AS untuk UNRWA. Sedangkan UNRWA membutuhkan dana sebesar 465 juta dolar untuk program kemanusiaan tahun 2018. Artinya mereka masih membutuhkan suntikan dana sebesar 200 juta dolar AS.

Menurut Krahenbuhl, kekurangan dalam pendanaan tidak hanya mengancam bantuan pangan bagi warga dan pengungsi Palestina, tetapi juga pendidikan anak-anak mereka. Bila pendanaan tak mencukupi, program sekolah pada Agustus dan September untuk anak-anak Palestina terancam terhenti. UNRWA memiliki sekitar 700 sekolah yang mendidik 25 ribu anak-anak Palestina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement