Sabtu 12 May 2018 19:36 WIB

Jokowi Ingatkan Perbedaan Politik tak Pecah Belah Persatuan

Jokowi mengatakan pesta demokrasi yang berlangsung jangan lantas merusak hubungan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo
Foto: Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat agar perbedaan dalam politik tidak memecah persatuan. Dia mengatakan pesta demokrasi yang berlangsung jangan lantas merusak hubungan dengan tetangga, kerabat dan lain sebagainya. 

Menurutnya, rugi besar jika hanya karena perbedaan dalam pilihan, lantas merusak hubungan baik yang telah lama terjalin. Jangan sampai karena pilihan bupati, wali kota, gubernur, atau presiden, warga tidak saling menyapa dengan tetangganya. 

“Jangan sampai karena pesta demokrasi, karena pilihan berbeda, antarkampung tidak saling menyapa,” kata Jokowi saat memberi sambutan di acara penyerahan 4.065 sertifikak tanah di Gor Sasana Krida Anoraga, Jalan Raya Raci, Bendungan, Kraton, Raci, Bangil, Pasuruan, Sabtu (12/5).

Baca Juga: Ketua Umum MUI: Jokowi, Tokoh Pemersatu Afghanistan

Jokowi menambahkan, perbedaan pilihan dalam memilih pemimpin sebaiknya tidak dijadikan alasan untuk merusak hubungan dengan sesama masyarakat. Karena, menurutnya, setiap orang memiliki hak untuk menentukan pilihan pemimpin yang menurutnya pilihan terbaik.

"Silakan beda pilihan gak apa-apa. Pilih pemimpin yang paling baik, dicoblos. Setelah itu rukun kembali," kata Jokowi.

Jokowi juga mengingatkan agar masyarakat tidak sampai termakan oleh fitnah, hasutan-hasutan yang tidak betul. Apalagi menurutnya, dalam politik memang terkadang ada lawan politik yang menebar fitnah, hasutan, atau berita bohong demi menjatuhkan lawannya.

"Kadang-kadang politik itu jahat. Hati-hati jangan ada fitnah, hasutan, kabar bohong, langsung diterima mentah-mentah dan tidak ada penyaringan. Rugi besar kita nanti," kata Jokowi.

Jokowi juga mengingatkan Indonesia memiliki 17 ribu pulau, 714 suku yang berbeda adat, berbeda tradisi, dan berbeda agama. Menurut dia, perbedaan tersebut merupakan anugerah dari Allah SWT yang harus disadari seluruh masyarakat Indonesia. 

Dengan demikian, Negara Kesatuan Republik Indonesia ini bisa terus terjaga persatuannya. "Ini lah Indonesia, yang harus kita rawat, kita jaga bersama-sama agar persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI ini terus kita jaga. Kita jaga Ukhuwah Islamiah, kita jaga Ukhuwah Wathoniah agar negara ini satu, negara ini kuat," kata dia. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement