REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Polisi menahan terduga teroris Siska Nur Azizah saat diduga ingin melakukan aksi penusukan terhadap anggota Brimob di Mako Brimob. Keluarga perempuan asal Kampung Legok 1 Desa Indragiri, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, itu mengutuk keras aksi yang diduga bakal dilakukan Siska.
Paman Siska, Dahlan, mengatakan bahwa orang tua Siska sempat mendatangi kantor Polsek Panawangan sekitar pukul 10.00 WIB guna mengecek kebenaran kabar Siska yang diduga tersangkut kasus terorisme. Selanjutnya, ia mendapat informasi orang tua Siska diperkirakan berangkat menemui Siska.
"Orang tuanya enggak ada, ke Depok atau Jakarta kayaknya. Orang tuanya berangkat untuk memastikan," katanya pada wartawan di kediamannya, Ahad (13/5).
Ia menyebut, orang tua Siska mengalami tekanan mental pascadugaan Siska ingin menyerang polisi. Bahkan, orang tua Siska menyampaikan kutukan keras bila Siska terbukti terkait teroris.
"Bapaknya marah enggak mau anggap anak lagi kalau benar kejadian itu. Bapaknya sangat emosi," tuturnya.
Ia mengingat Siska terbilang rajin mengaji sejak usia sekolah dasar. Siska dan keluarganya merupakan penduduk asli desa setempat. Namun, selepas SMP, Siska melanjutkan pendidikan di luar Desa. Sehingga, ia tidak lagi sering bertemu.
"Ya keluarganya asli sini. Biasa saja enggak ada aneh-aneh. Suka mengaji dari SD," sebutnya.
Pria berusia 50 tahun itu masih belum memercayai bahwa keponakannya dikaitkan dengan kasus terorisme. Sebab, ia mengenal Siska sebagai perempuan ramah dan cerdas sekaligus pendiam.
"Belum pasti teroris atau tidak, makanya dari orang tuanya mengecek," ucapnya.
Diketahui, penangkapan Siska bersamaan dengan Dita Siska Millenia. Dari tangan Siska, polisi menyita sebuah gunting yang diduga akan digunakan untuk menyerang polisi.
Gunting itu diduga dipersiapkan kalau saat hendak memberikan bantuan ke para napi, tetapi dihalangi polisi. Keduanya ditangkap oleh pihak kepolisian pada hari Sabtu (12/5) pukul 03.00 WIB di dekat Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, saat ingin shalat Subuh.