REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta izin Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar libur sekolah yang semula dijadwalkan sehari pada Senin ini diperpanjang. Perpanjangan menyusul terjadi ledakan bom lagi di Polrestabes Surabaya.
"Saya liburkan atas kejadian kemarin yaitu ledakan bom di tiga gereja. Saya liburkan lagi bagaimana ya Pak Menteri," kata Risma di hadapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendi saat melakukan pertemuan di ruang kerja Wali Kota Surabaya, Senin (14/5).
Mendikbud kemudian mempersilahkan Risma mengambil keputusan jika kebijakan menambah libur sekolah bagi para siswa tingkat TK, SD dan SMP di Surabaya perlu dilakukan. "Ya, tidak apa-apa diperpanjang," ujar Mendikbud.
Mendapati hal itu, Risma langsung memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Surabaya M Ikhsan yang saat itu juga ikut menemani Mendikbud di ruang kerja Wali Kota Surabaya. Muhajir mengatakan bahwa kedatangannya ke Balai Kota Surabaya bertemu dengan Risma untuk mendiskusikan terkait kegiatan belajar mengajar setelah ledakan bom bunuh diri secara beruntun di tiga gereja pada Ahad (13/5) dan Polrestabes Surabaya pada Senin pagi tadi. "Hari ini kita mau evaluasi terkait hal ini," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya M Ikhsan sebelumnya mengatakan kebijakan libur sekolah dalam sehari berdasarkan surat edaran bernomor 421/4179/436.7.1/2018 yang ditandatangani Sekretaris Daerah Kota Surabaya, Hendro Gunawan. Kebijakan sesuai arahan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sebagai bentuk duka cita atas musibah yang terjadi.
Selain itu, lanjut dia, ini juga bagian dari bentuk keprihatinan pemkot atas salah seorang anak yang menjadi korban ledakan bom adalah siswa SD bernama Vincensius Evan, warga Barata Jaya Surabaya. Ikhsan menyatakan kepala sekolah dan guru di sekolah masing-masing akan menyampaikan informasi tersebut, bahwa para siswa belajar di rumah, dan menyesuaikan jadwal sekolah yang ada.