REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pasukan Israel membunuh sedikitnya 10 warga Palestina di perbatasan Jalur Gaza-Israel pada Senin (14/5). Mereka tewas ketika menggelar demonstrasi di perbatasan saat Amerika Serikat (AS) bersiap membuka kedutaan barunya di Yerusalem.
"Pasukan Israel menewaskan 10 orang Palestina, termasuk seorang bocah lelaki berusia 14 tahun. Dan sekitar 500 pendemo terluka, sedikitnya 200 (orang) dengan peluru tajam," kata pejabat kesehatan di Jalur Gaza.
Ribuan warga Palestina di Jalur Gaza telah merencanakan aksi demonstrasi besar-besaran saat Israel memperingati hari berdirinya yang ke-70, yang akan jatuh pada Selasa (15/5). Mereka menuntut Israel mengembalikan desa atau tanah yang didudukinya setelah Perang Arab-Israel tahun 1948 kepada para pengungsi Palestina.
Di perbatasan Jalur Gaza-Israel, masjid-masjid, melalui pengeras suara, menyerukan warga Palestina bergabung dalam aksi demonstrasi tersebut. "Hari ini adalah hari besar ketika kita akan menyeberangi pagar dan memberitahu Israel serta dunia yang tidak akan kita terima selamanya. Banyak yang mungkin menjadi martir hari ini, begitu banyak, tetapi dunia akan mendengar pesan kita," kata Ali, seorang guru yang berpartisipasi dalam aksi di perbatasan Gaza-Israel.
Dalam aksinya, para demonstran membakar ban di dekat pagar perbatasan Israel. Asap hitam membubung tinggi ke udara. Aksi tersebut direspons Israel dengan menjatuhkan selebaran berisi peringatan agar warga Palestina tidak semakin mendekat dan merusak pagar perbatasan Israel.
Namun unjuk rasa, yang tersebar di lima titik di sepanjang perbatasan Jalur Gaza-Israel, tetap berlanjut. Pasukan Israel pun melepaskan tembakan ke arah demonstran agar mereka membubarkan diri.
Selain menewaskan 10 warga Palestina, 500 orang lainnya juga mengalami luka-luka akibat aksi penembakan tersebut. Israel mengklaim pasukannya membela perbatasan dan menembak sesuai dengan aturan perundangan.
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan sebagian besar warga Palestina yang berdemonstrasi di perbatasan Gaza-Israel telah diperalat Hamas. "Saran saya kepada warga Gaza, jangan dibutakan oleh (pemimpin Hamas, Yehya Al-) Sinwar, yang mengirim anak-anak Anda untuk mengorbankan hidup mereka tanpa utilitas apa pun. Kami akan membela warga negara kami dengan semua tindakan dan tidak akan membiarkan pagar diserangi," ujarnya.
Aksi protes dan menentang pendudukan Israel telah dilakukan ribuan warga Palestina di perbatasan Jalur Gaza sejak akhir Maret lalu. Namun aksi tersebut direspons secara brutal oleh Israel. Mereka tak segan menembaki para demonstran agar tak mendekati pagar perbatasan. Sejak aksi tersebut digelar hingga saat ini, sedikitnya 57 warga Palestina telah dilaporkan tewas.