Kamis 17 May 2018 10:26 WIB

IHSG Dibuka Menguat pada Kamis Pagi

Investor masih menunggu pembicaraan perdagangan AS-Cina.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat Kamis, (17/5) pagi. IHSG menguat sebesar 0,23 persen atau 13,40 poin di level 5.854,87.Pada pukul 09.53 WIB, laju indeks saham masih bertahan di zona hijau. Dengan kenaikan 0,76 persen atau 44,35 poin ke posisi 5.885,82.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini akan berada di kisaran support 5.823 sampai 5.834. Kemudian di kisaran resisten 5.853 sampai 5.865."Kenaikan yang terjadi dapat dikatakan kenaikan sesaat. Dengan begitu perlu kembali diuji ketahanannya untuk membuat kenaikan lanjutan," ujar Reza di Jakarta, Kamis, (17/5).

Jika aksi beli masih berlanjut, kata dia, maka IHSG pun dapat dimungkinkan akan kembali menguat. Meski secara sentimen belum mendukung sepenuhnya.

Ia berharap, aksi beli bisa bertahan untuk menjaga indeks saham agar tidak mengalami pelemahan lebih dalam. "Meski demikian, tetap waspadai sentimen-sentimen yang dapat membuat IHSG kembali melemah," tuturnya.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Kamis (17/5), mengatakan, membaiknya bursa saham eksternal membuka ruang bagi IHSG untuk kembali bergerak ke area positif. "Sentimen eksternal yang positif mendorong investor melakukan akumulasi di tengah terbatasnya sentimen positif dari dalam negeri," kata Nico Omer seperti dikutip Antara.

Saat ini, ia menambahkan, investor juga sedang menanti hasil pembicaraan perdagangan AS-Cina, mencermati perkembangan Korea Utara-AS, serta mengikuti pergerakan yield US treasury. Ketiga faktor itu, dapat mempengaruhi pergerakan pasar finansial di kawasan Asia.

Sementara dari dalam negeri, lanjut dia, katalis positif diharapkan datang dari pemerintah yang memberi sinyal untuk mengumumkan kebijakan ekonomi dan insentif pada bulan ini guna mendorong kemudahan berusaha, investasi dan ekspor di Indonesia.

Selain itu, Nico Omer mngatakan, investor juga menanti kebijakan Bank Indonesia mengenai suku bunga (BI 7-Day Repo Rate). Kenaikan suku bunga merupakan ekspektasi pasar, itu bisa menjadi katalis positif bagi bursa saham dan nilai tukar rupiah.

Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei naik 95,50 poin (0,42 persen) ke 22.812,73, indeks Hang Seng melemah 56,70 poin (0,18 persen) ke 31.053,49, dan Straits Times menguat 4,92 poin (0,14 persen) ke posisi 3.537,97.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement