REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kapolda DI Yogyakarta Brigjen Pol Ahmad Dhofiri membenarkan, memang ada peningkatan kesiapsiagaan dalam pengamanan di sekitara DIY. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan setelah baru-baru ini terjadi serangan teror di Indonesia.
"Yang lebih diutamakan pertama pengamanan di tempat-tempat ibadah, markas-markas kepolisian, dan lokasi-lokasi yang bisa timbul kerawanan," kata Dhofiri saat ditemui di depan Masjid Jogokariyan, Jumat (18/5).
Pos Polisi, jadi salah satu tempat yang dirasa rawan, sehingga pengamananannya lebih ditingkatkan. Terlebih, beberapa serangan teroris beberapa waktu terakhir seperti di Surabaya dan Riau, menargetkan markas-markas Polisi.
Peningkatan pengamanan itu bertujuan meningkatkan keamanan dan kewaspadaan. Karenanya, Dhofiri turut berharap agar seluruh elemen masyarakat dapat membantu Kepolisian maupun TNI, untuk saling menjaga kondusivitas yang ada.
"Karena pelibatan orang banyak bagaimanapun dikhawatirkan ada penyusup-penyusup," ujar Dhofiri.
Meski begitu, ia mengingatkan, masyarakat tidak perlu takut dengan apapun ancaman para pelaku teror. Sebab, ketika masyarakat tidak tenang, justru menandakan kepada teroris tersebut kalau ancaman-ancaman itu berhasil.
Ia turut mengapresiasi gerakan-gerakan yang dilakukan masyarakat DIY beberapa hari terakhir di Tugu Yogyakarta. Menurut Dhofiri, itu merupakan salah satu usaha untuk menyuarakan kalau masyarakat DIY tidak takut atas ancaman terorisme.
Dhofiri mengingatkan, masyarakat tidak perlu ragu untuk dapat membantu Polisi maupun TNI dalam menjaga situasi. Ia merasa, justru itu menunjukkan kalau anak-anak bangsa memang bahu-membahu memerangi terorisme.
"Itu yang harus digelorakan di masyarakat, bukan malah jadi takut," ujar Dhofiri. (Wahyu Suryana)