REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mencari cara agar kendaraan bermotor milik warga yang menjadi korban ledakan bom di tiga gereja dan Mapolrestabes Surabaya sepekan lalu mendapat biaya penggantian santunan. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, persoalan itu tidak bisa dibebankan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya saja, melainkan akan dibicarakan dengan pihak-pihak terkait lainnya.
"Nanti kita bicarakan, tapi ngomongan bukan ganti rugi kendaraan, melainkan santunan. Salah kalau saya bilang ganti rugi, emangnya saya memakai apa harus ganti rugi," kata Risma di Surabaya, Ahad (20/5).
Hanya saja, Risma enggan menyebutkan secara detail cara seperti apa dan berapa anggaran yang akan dikeluarkan untuk memberi bantuan kepada korban yang kendaraannya terkena dampak ledakan bom.
Tidak hanya itu, Pemkot Surabaya juga memberikan santunan kepada masing-masing keluarga korban yang meninggal akibat peristiwa tersebut. Selain itu juga menanggung biaya berobat bagi korban selamat yang mendapat perawatan di rumah sakit.
"Semua kita tanggung, keluarga korban tidak perlu khawatir. Nanti diurusi sama dinas kesehatan. Yang penting sekarang harus kuat," kata Risma.
Risma bersama jajaranya di Pemkot Surabaya juga telah menyempatkan untuk mengunjungi keluarga korban ledakan bom di Surabaya. Hal ini dilakukan Risma untuk menguatkan para keluarga korban agar kuat menghadapi musibah yang menimpahnya.
Adapun korban yang sudah dikunjungi Risma di antaranya rumah keluarga almarhum Aloysius Bayu Rendra Wardhana di Jalan Gubeng Kertajaya I Nomor 15A Surabaya. Bayu merupakan salah satu korban meninggal dunia dari ledakan bom bunuh diri di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya.
Selain itu, Risma juga mendatangi rumah duka Adi Jasa di Jalan Demak No. 90-92 Surabaya. Ada sekitar enam orang yang menjadi korban ledakan bom bunuh diri disemayamkan secara bersamaan di rumah duka Adi Jasa Surabaya.
Adapun rinciannya korban ledakam bom yang meninggal dunia yakni Martha Djumani (54), kakak beradik Evan (11) dan Nathan (8), Sri Puji Astutik (60), Go Derbin Ariesta (66) dan Tee Suk Tjien (64).
Diketahui ada tiga gereja yang terkena ledakan bom yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Jalan Ngagel, GKI Jalan Diponegoro dan GPPS Jalan Arjuna pada Minggu (13/5) dan Polrestabes Surabaya, Senin (14/5) pagi. Aksi teror peledakan bom tersebut menewaskan belasan orang dan puluhan orang terluka.