REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Letusan freatik kembali terjadi di Gunung Merapi pada Senin (21/5) pagi. Letusan tersebut merupakan yang kedua setelah pertama terjadi dini hari tadi.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, letusan freatik ini terjadi cukup mendadak tanpa ada tanda-tanda. Bahkan, catatan thermal BPPTKG tidak merekam adanya tanda-tanda terjadinya letusan freatik tersebut.
Kondisi ini berbeda dengan letusan freatik yang terjadi pada 11 Mei 2018 lalu, karena saat itu BPPTKG sempat merekam tanda-tanda terjadinya letusan. Walau diminta gunakan masker, masyarakat diimbau tetap tenang.
"Tidak perlu panik, ini memang sudah karakternya Gunung Merapi. Kami minta masyarakat tidak ada aktivitas pendakian sampai jarak dua kilometer dari puncak, untuk kesehatan diimbau masyarakat menggunakan masker," kata Hanik, Senin (21/5).
Pengamatan BPPTKG dikuatkan dengan pantauan arah angin Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mlati. Kepala Stasiun Geofisika BMKG Mlati, I Nyoman Sukanta menuturkan, arah angin ketinggian 3.000 meter memang mengarah ke barat daya.
"Terpantau pada 3.000 meter arah angin dari utara menuju selatan sampai barat daya," ujar I Nyoman.
Pantauan Republika.co.id sepanjang Senin (21/5) pagi, kabut tipis memang sempat menyelimuti sebagian Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Namun, walau terjadi dua letusan freatik, semakin siang kondisi udara kembali jernih.
Mendung akibat kumpulan awan terlihat hanya terjadi pada dini hari sampai pagi hari, dan menjelang siang sinar matahari sudah tampak terik. Aktivitas masyarakat secara umum juga tidak terlihat terganggu atas dua letusan tersebut.
Tadi pagi, letusan freatik sempat mengakibatkan hujan abu tipis di sebagian Kabupaten Sleman dan Kabupaten Magelang. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengumumkan terjadinya letusan freatik sekitar pukul 09.38 pada Senin pagi. Letusan terjadi selama enam menit dan saat ini erupsi telah selesai.
Letusan memiliki amplitudo maksimum 23 mm, dan abunya mengarah ke barat dan barat daya dari puncak. Walau letusan freatik kali ini memiliki tinggi 1.200 meter, BPPTKG telah menegaskan status Gunung Merapi tetap normal.