Selasa 22 May 2018 18:49 WIB

Indobarometer: Elektabilitas Jokowi Masih Ungguli Prabowo

Mayoritas responden memilih Joko Widodo jika pemilu dilakukan hari ini.

Rep: Febrianto Adi Saputro, Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (kanan) di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (kanan) di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indobarometer merilis hasil survei nasional terbaru terkait elektabilitas calon presiden di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Selasa (22/5). Berdasarkan pertanyaan terbuka yang dilakukan tim survei, mayoritas responden memilih Joko Widodo (Jokowi) jika pemilu dilakukan hari ini.

"Joko Widodo unggul (40,7 persen), Prabowo Subianto (19,7 persen), Gatot Nurmantyo (2,7 persen), Anies Baswedan (2,7 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (2 persen), Jusuf Kalla (1,2 persen), TGB (1 persen), Hary Tanoesoedibjo (1 persen), dan Ridwan Kamil (1 persen)," kata Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari, Selasa.

Sementara itu, jika berdasarkan simulasi pertanyaan tertutup sebanyak 21 nama calon presiden yang umumnya adalah ketua umum partai ditambah beberapa nama lain, Qodari mengatakan, Jokowi masih menjadi calon presiden yang paling banyak dipilih dengan 47,4 persen, disusul Prabowo Subianto (19,6 persen), Gatot Nurmantyo (4,8 persen), Anies Baswedan (2,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (2,4 persen), Jusuf Kalla (1,4 persen), dan Hary Tanoesoedibjo (1,2 persen).

"Yang menarik nama seperti Rizieq Shihab masuk (0,6 persen) dan Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto [0,1 persen]) masuk," ujarnya.

Kemudian, berdasarkan simulasi pertanyaan tertutup sebanyak enam nama calon presiden, dukungan pemilih terhadap calon presiden sebagai berikut, Joko Widodo (48,7 persen), Prabowo Subianto (20,5 persen), Gatot Nurmantyo (5,4 persen), Anies Baswedan (4,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (3,3 persen), dan Jusuf

Kalla (1,4 persen).

Qodari menjelaskan, Indobarometer juga melakukan simulasi terhadap dua nama calon presiden, hasilnya Jokowi tetap unggul 50,4 persen jika bertarung kembali dengan Prabowo yang hanya memperoleh 27,5 persen. Joko Widodo juga unggul 53,6 persen melawan Anies Baswedan yang hanya memperoleh 13,3 persen.

"Joko Widodo unggul 52,6 persen atas Gatot Nurmantyo yang hanya 13,5 persen. Selain itu, Joko Widodo unggul 55,6 persen jika melawan Agus Harimurti Yudhoyono 8,6 persen," katanya memerinci.

Menanggapi hal itu, politikus Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengatakan, hasil survei ini menandakan bahwa rakyat Indonesia cukup puas dengan kinerja Jokowi selama 3,5 tahun. Kemudian, fakta ini juga mengungkapkan bahwa isu-isu yang menyudutkan Joko Widodo adalah permainan politik yang dimainkan. Salah satunya isu yang menyebutkan bahwa Joko Widodo adalah antek asing.

Bamsoet menjelaskan bahwa dalam survei Indobarometer, mayoritas publik 49 persen berpendapat Jokowi bukan antek pihak asing, yang berpendapat Jokowi adalah antek pihak asing sebanyak 7,4 persen. Kemudian, dari distribusi pilihan capres berdasarkan isu tersebut, sebesar 56,8 persen publik yang menyatakan Jokowi adalah antek pihak asing terdistribusi kepada Prabowo Subianto dan sebesar 25 persen terdistribusi kepada Joko Widodo.

"Sementara yang menyatakan Jokowi bukan antek pihak asing sebesar 64 persen terdistribusi kepada Joko Widodo dan sebesar 20 persen terdistribusi kepada Prabowo Subianto. Ini dari hasil survei bahwa isu ini ada yang memainkan," kata Bamsoet.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement