Jumat 25 May 2018 19:06 WIB

Trump Batalkan Pertemuan Sepihak, Ini Reaksi Kim Jong-un

Donald Trump membatalkan rencana pertemuan dengan Korut secara sepihak.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kiri) dan Presiden Korea Selatan bergandeng tangan melangkah melewati perbatasan negara di Desa Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Jumat (27/4).
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kiri) dan Presiden Korea Selatan bergandeng tangan melangkah melewati perbatasan negara di Desa Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Jumat (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengaku tidak terganggu dengan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang membatalkan pertemuan puncak bersejarah antara keduanya. Konferensi tingkat tinggi (KTT) yang rencananya digelar di Singapura itu dibatalkan secara sepihak oleh Trump.

Kim dilaporkan telah mengantisipasi langkah pembatalan tersebut. Sementara itu, Trump yang menyalahkan keputusan Pyongyang menarik diri dari pertemuan bulan depan itu mengatakan, dunia telah kehilangan kesempatan besar untuk perdamaian abadi.

Menurut wartawan Sky News di Asia, Tom Cheshire, Kim tidak terganggu dengan keputusan Trump dan telah memberikan tanggapan yang seimbang. "Meskipun Kim pasti menginginkan KTT, itu adalah sesuatu yang telah dia inginkan sejak lama, dia tidak akan terlalu kecewa," ujarnya.

Namun, Wakil Menteri Luar Negeri Korut Kim Kye-gwan sepertinya berharap pertemuan itu masih dapat dilanjutkan suatu hari nanti. "Pengumuman tiba-tiba dan sepihak untuk membatalkan KTT adalah sesuatu yang tidak terduga bagi kami dan kami sangat menyesal untuk itu."

Dia mengatakan bahwa Korut tetap terbuka untuk menyelesaikan masalah dengan Washington, "terlepas dari cara, kapan saja, dan bentuk apa pun." Menurut Cheshire, yang telah berada di Korut untuk menyaksikan pembongkaran situs uji nuklir di Punggye-ri, Kim mungkin telah mencapai banyak hal yang diinginkannya.

"Dia juga telah mendapatkan sekutu - Korut dulunya sangat terisolasi secara diplomatis tetapi hari ini, sebagai tanggapan terhadap pernyataan Trump, Presiden Moon Jae-in (Korsel) mengatakan dia bingung dan sangat menyesal tentang keputusan Trump dan bahwa dia akan terus berbicara dengan Korut."

Dia mengatakan, Kim Jong-un telah berubah setelah pertemuan keduanya dengan Presiden Cina Xi Jinping. "Dengan membawa Korsel dan Cina sedikit lebih dekat, mungkin mereka bahkan bisa mendapatkan perkembangan (ekonomi) itu dari mereka (Korsel dan Cina), bukan AS."

Kim Jong-un telah bertemu pemimpin Cina Xi Jinping dua kali tahun ini. Sementara itu, Korsel mengatakan, mereka belum diberitahu tentang keputusan AS untuk membatalkan pertemuan. Pejabat Seoul mengatakan hanya beberapa hari sebelumnya bahwa ada peluang 99,9 persen dari pertemuan akan berlangsung sesuai rencana.

Presiden Rusia Vladimir Putin, sekutu Korut, mengatakan bahwa Kim sebenarnya telah melakukan semua yang telah dijanjikan sebelumnya. Bahkan, Kim meledakkan terowongan dan lubang tempat uji coba nuklir negaranya.

Singapura mengatakan penyesalannya pembatalan KTT. Sementara itu, Jepang mengatakan hanya menginginkan KTT di mana Korut akan berkomitmen untuk denuklirisasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement