REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakapolri dan juga Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Syafruddin menyerahkan santunan kepada dhuafa dan yatim piatu bersama Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB). Penyerahan ini dilakukan di Pendopo Gubernur NTB pada Senin (28/5).
Wakapolri menyatakan kebanggaan dan ketenangan dalam hatinya ketika akan mendarat di Pulau Seribu Masjid. "Betapa banyaknya masjid yang bertebaran di Pulau Lombok penuh warna, itu suatu keindahan dan kesejukan bagi saya selaku pembina masjid," ujar Syafruddin.
Ia mengaku pernah mendapat sindiran dari ulama negara tetangga seperti India dan Malaysia yang penduduk Muslimnya tidak lebih mayoritas dibandingkan Indonesia. Kedua negara tadi memiliki landmark Islam yang indah terlihat ketika hendak mendarat dari pesawat. Contohnya seperti Taj Mahal dan Kubah Masjid di Putra Jaya.
Oleh karenanya, ia menginisiasi untuk membangun masjid yang mencolok di sekitar bandara di kota-kota besar di Indonesia. "Kami sudah menghadap Wapres untuk membangun masjid, bukan yang besar tapi mencolok di sekitar bandara kota-kota besar di Indonesia mencontoh seperti yang ada di Nusa Tenggara Barat," lanjut dia.
Kedatangan Wakapolri di NTB sendiri dalam rangkaian peresmian Polda NTB naik tingkat dari tipe B menjadi tipe A. Wakapolri menjelaskan, peningkatan ini merupakan inisiasi dari Polri melihat potensi NTB kedepan sebagai benteng pariwisata Indonesia. "Karena lima atau sepuluh tahun ke depan NTB akan menjadi gerbang utama pariwisata Indonesia. Saat Bali penuh dan terjadi kejenuhan," katanya.
Syafruddin begitu optimistis karena melihat potensi wisata halal yang kian diminati wisatawan dunia dan keindahan alam NTB yang jauh lebih indah. Sebelum melaksanakan tarawih, Wakapolri menyempatkan diri untuk memberikan bantuan paket sembako kepada ratusan kaum dhuafa.
Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan soal perlunya menyebarkan konsep wasathiyyah atau moderasi Islam. "DMI dan Nahdlatul Wathan bersama-sama mengembangkan ajaran wasathiyah atau ajaran Islam jalan tengah (moderat)," ungkap dia.
Hal yang sama juga disampaikan TGB yang juga selaku ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Cabang Indonesia dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan TGB mengatakan kerja sama OIAA dengan DMI berfokus untuk memperkokoh moderasi Islam atau Wasathiyah di masjid-masjid di Indonesia. "Kemarin, Sabtu (26/5), sejumlah anggota OIAA bertemu untuk membahas kerja sama dengan DMI," ujar Gubernur NTB itu di Pendopo Gubernur NTB, Jalan Pejanggik, Mataram, NTB, Ahad (27/5).
Ia menjelaskan, kerja sama tersebut akan berhubungan seputar bagaimana masjid-masjid ini bisa menjalankan syiar dengan terus mengokohkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. TGB menyampaikan, jalinan kerja sama ini bertujuan memperkokoh moderasi dan di hampir setiap provinsi.