Sabtu 02 Jun 2018 14:46 WIB

Amien Rais dan Jokowi akan Bertemu di Yogya?

Pertemuan Amien dan Jokowi dinilai akan memberi kesan positif.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Politikus senior, Amien Rais
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Politikus senior, Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay menilai Amien Rais bersedia bertemu dengan siapapun. Tak hanya dengan para tokoh yang sedang umrah, tetapi juga dengan Presiden Jokowi.

Menurut Saleh, pertemuan dengan Jokowi sudah berulang kali diagendakan, namun belum terlaksana. Pertemuan dengan Jokowi terkendala soal tempat.

"Pak Amien menginginkan pertemuan itu di Yogya. Semoga saja pak Jokowi berkenan. Kalaupun jadi bertemu, itu juga tentu silaturrahim biasa. Sama dengan silaturrahim para tokoh apabila dilaksanakan di Tanah suci," jelasnya, Sabtu (6/2).

Saleh menilai rencana pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Amien Rais di Yogyakarta menjadi momentum baik bagi dua pihak. Oleh karena itu dia berharap pertemuan ini dapat berlangsung cair, terbuka dan tanpa kekakuan protokoler yang rumit. Menurut Saleh, Amien Rais tidak ingin pertemuan itu nanti dinilai sarat dengan kepentingan pragmatis.

"Rencana pertemuan antara Jokowi dan Amien Rais sudah beberapa kali sempat diagendakan sejak lama. Pertemuan Jokowi dan Amien Rais ini bahkan diminta langsung oleh pihak Istana, tapi belum terlaksana," tutur Saleh.

Sebelumnya, Politikus PDI Perjuangan, Arteria Dahlan mengatakan pertemuan antara Amien Rais dengan Joko Widodo nanti dapat memunculkan kesan positif. Karena, kata Arteria, Amien Rais sebagai tokoh itu punya pengikut, begitupula juga dengan Joko Widodo.

Menurutnya, jika di hadapan publik terlihat guyub rukun, bangsa ini akan semakin tenang. Sebab, selama ini memang ada kesan jarak antara pihak Jokowi dengan Amien Rais. "Apalagi, Amien Rais sering melontarkan kritikan keras terhadap pemerintahan Joko Widodo," kata Arteria.

 

Amien dan Prabowo

Saleh berpendapat ibadah umrah yang dilaksanakan oleh beberapa tokoh yang kebetulan waktunya hampir bersamaan tidak perlu dipersoalkan.

"Tidak etislah menyebut ibadah umrah dengan umrah politik. Justru yang menyebut itu sebagai umrah politiklah yang memiliki muatan politis dan berupaya mempolitisasi ibadah orang lain," kata Saleh, saat dihubungi melalui pesan singkat, Sabtu (2/6).

Di Indonesia, para tokoh itu pun kan sering bertemu dan bersilaturahim. Paling yang dibicarakan persoalan bangsa dan cara mengatasinya. "Itu kan hal baik yang mestinya dilakukan oleh setiap warga negara," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement