Jumat 08 Jun 2018 00:08 WIB

John Bolton Dibangkucadangkan dalam KTT AS-Korut

Bukan berarti membuat John Bolton absen dalam pertemuan bersejarah tersebut

Rep: Rizkyan Adhiyuda/ Red: Bilal Ramadhan
Mantan duta besar Amerika Serikat di PBB, John Bolton
Mantan duta besar Amerika Serikat di PBB, John Bolton

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Bolton tidak akan tampil dominan saat konferensi tingkat tinggi (KTT) dengan Korut berlangsung. Bolton terpaksa 'dibangkucadangkan' menyusul pernyataan keras serta kasar terhadap Korut beberapa waktu lalu.

Meski demikian, hal tersebut bukan berarti membuat John Bolton absen dalam pertemuan bersejarah tersebut. Namun, dia berada dibelakang Menteri Luar Negeri AS Mike Pompoe selama KTT berlangsung.

"Bolton diperkirakan akan berada di Singapura selama pembicaraan berlangsung tapi Pompeo yang akan berperan sebagai perwakilan utama dari pemerintahan AS lantaran memiliki nada bicara yang lebih halus terhadap Pyongyang jelang KTT," kata pejabat AS.

Mike Pompeo sebelumnya merupakan Direktur CIA dalam pemerintahan Presiden Donald Trump. Ia lantas menggantikan Rex Tillerson menempati kantor Kementrian Luar Negeri AS. Posisi Direktur CIA kemudian diserahkan kepada Gina Haspel.

Sementara John Bolton menggantikan posisi HR McMaster yang mundur sebagai penasehat keamanan negara. Namun, Bolton memiliki karakter keras dan hal itu terbukti saat Korut mengancam akan membatalkan KTT dengan AS.

Saat itu, John Bolton mengatakan jika Korut bisa saja mengalami nasib yang sama dengan Libya saat persenjataan mereka dilucuti. Pada kesempatan itu, Presiden Libya Muammar Qaddafi tewas terbunuh pada 2011 oleh NATO dan pemberontak di Libya.

Pernyataan tersebut tak pelak membuat pemerintah Korut geram dan mengancam akan membatalkan pertemuan dengan Presiden Trump. Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu mengaku kecewa dengan pernyataan ceroboh yang dilontarkan John Bolton.

"Kami tidak dapat menyembunyikan perasaan jijik kami terhadapnya," kata Wakil Menteri Luar Negeri Korut Kim Kye-gwan, seperti dilaporkan kantor berita Korut, KCNA.

Sejak saat itu, Bolton belum berani kembali tampil kehadapan publik. MEski demikian, Donald Trump tetap menilai jika Bolton memiliki peranan dalam pertemuan dengan Korut nanti.

"Pompeo tentu memimpin jalannya negosiasi tapi Bolton tetap perdi ke Singapura dan tetap menjadi bagian dalam negosiasi itu," lata penasehat Gedung Putih Kellyanne Conway.

Seperti diketahui, KTT Trump-Kim rencananya akan dilakukan pada 12 Juni nanti di Santosa Island, Singapura. Pertemuan akan dimulai sejak pukul 09.00 pagi waktu setempat. Pertemuan tersebut akan mendiskusikan pelucutan persenjataan nuklir yang dimiliki Korut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement