REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menegaskan dirinya siap untuk melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di Singapura pada 12 Juni mendatang. Namun ,Trump meminta Korea Utara harus menyerahkan senjata nuklirnya. Jika tidak, AS bisa menambah sanksi.
"Sepertinya rapat sudah diatur. Pertemuan puncaknya sudah siap semua. Subjek selalu berubah. Anda tidak pernah tahu di dunia ini. Kalau mereka tidak denuklirisasi, itu tidak akan diterima," ungkap Trump, dikutip Reuters, Jumat (8/6).
Meski demikian Trump mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk pertemuan dengan Kim Jong-un. Trump berpikir pertemuan bersejarah tersebut sangat bermanfaat.
Di samping itu, Trump mengatakan pertemuan tersebut juga untuk menyelesaikan permasalahan. "Saya rasa saya tidak harus melakukan banyak persiapan. Ini tentang sikap. Ini tentang kesediaan untuk menyelesaikan sesuatu," ujarnya.
Pertemuan tersebut akan menjadi pertemuan bersejarah pertama antara presiden AS dan pemimpin Korut. Pertemuan akan berlangsung di Capella Hotel di Pulau Sentosa, Singapura, pada pukul 09.00 waktu setempat. Amerika Serikat menekankan pihaknya akan terus mengupayakan denuklirisasi lengkap Korut, tetapi masih mempertanyakan apakah Kim benar-benar berkomitmen untuk mencapai tujuan itu.
Trump telah menyerukan hasil yang paling konkret dari pertemuannya dengan Kim, yaitu perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri Perang Korea. Akan tetapi, yang paling diharapkan oleh Trump adalah keputusan Kim untuk menyingkirkan program senjata nuklirnya, sebuah proses yang diperkirakan para ahli dapat memakan waktu bertahun-tahun.
Baca: Donald Trump Bagi-Bagi Grasi untuk Narapidana