REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Tim Pemenangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Sudirman Said-Ida Fauziyah menemukan sekitar tiga juta calon pemilih bermasalah yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilgub Jawa Tengah 2018 hasil pendataan KPU. Temuan itu diperoleh dari hasil penelusuran di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah.
"Ada potensi sekitar tiga juta pemilih yang termasuk dalam pemilih ganda dan pemilih invalid," kata juru bicara Tim Pemenangan Sudirman-Ida, Sriyanto Saputro, di Semarang, Senin (11/6).
Dari penelusuran timnya, lanjut dia, diperkirakan masih terdapat potensi sekitar 366 ribu pemilih ganda. Selain itu, menurut dia, terdapat 2,6 juta calon pemilih yang data kependudukannya invalid.
"Hal ini bisa dicek langsung melalui sistem data pemilih yang terdapat di laman www.kpu.go.id," kata anggota Komisi A DPRD Jawa Tengah ini.
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined index: status
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 4249
Beberapa contoh DPT bermasalah itu, pemilik dengan nomor induk kependudukan (NIK) sama, nama sama, tercatat di TPS yang sama. "Lebih parah lagi, NIK sama, nama beda, tercatat di TPS yang berbeda-beda," katanya.
Sementara untuk data yang invalid, lanjut dia, di antaranya didapati nomor Kartu Keluarga (KK) yang bukan berasal dari Jawa Tengah. "Nomor KK untuk wilayah Jawa Tengah diawali dengan angka 33, namun banyak didapati KK yang diawali angka 32," katanya.
Temuan yang berpotensi menyebabkan kecurangan dalam pilgub ini, kata dia, sudah dilaporkan langsung ke Bawaslu Jawa Tengah. Ia mengajak seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk turut menjadi pengawas dalam pelaksanaan pemungutan suara 27 Juni 2018.
"Awasi pelaksanaan pemungutan hingga penghitungan suara, jangan golput," katanya.
Lembaga Survei Charta Politika, pekan lalu, merilis sejumlah hasil survei di beberapa provinsi yang menggelar pilkada 2019 di Pulau Jawa, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Untuk hasil survei di Jawa Tengah, pasangan Ganjar Pranowo - Taj Yasin Maimoen mengungguli pasangan Sudirman Said - Ida Fauziyah.
Pasangan Ganjar - Taj Yasin memperoleh 70,5 persen, sedangkan pasangan Sudirman - Ida memperoleh 13,6 persen. "Di sini terlihat pertarungan jomplang terjadi," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, Kamis (7/6).
Yunarto menjelaskan, ketimpangan tersebut terjadi karena tingkat pengenalan masyarakat Jawa Tengah terhadap Sudirman Said hanya di angka 41,2 persen. Hal itu berbeda jauh dengan tingkat pengenalan Ganjar Pranowo yang mencapai 86,8 persen.