Selasa 12 Jun 2018 06:07 WIB

Korsel: Pertemuan Trump-Kim Awal dari Perjalanan Panjang

Donald Trump dan Kim Jong-un akan bertemu di Singapura pada hari ini

Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Korea Utara Kim Jong-un (kanan).
Foto: The Star Online
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Korea Utara Kim Jong-un (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in pada Senin (11/6) menyatakan harapan bagi keberhasilan KTT AS-Korea Utara pada hari ini, Selasa (12/6). Namun, ia menilai pertemuan itu hanya akan menandai awal perjalanan panjang pelucutan nuklir Korea Utara.

"Hubungan bermusuhan, yang mengakar kuat, dan masalah nuklir Korea Utara tidak dapat diselesaikan dalam satu tindakan tunggal dalam pertemuan para pemimpin. Bahkan, setelah kedua pemimpin itu membuka dialog, kita akan membutuhkan proses panjang, yang mungkin memakan waktu satu tahun, dua tahun atau bahkan lebih lama untuk menyelesaikan masalah sepenuhnya," kata Presiden Moon Jae-in dalam pertemuan mingguan dengan para pembantu utamanya, yang diadakan di kantornya, Cheong Wa Dae.

"Saya menekankan fakta bahwa kita memerlukan upaya tulus dari Korea Selatan, Korea Utara dan Amerika Serikat serta kerja sama berkelanjutan dari negara terkait lain sampai kami menyelesaikan proses itu," kata Moon dalam pertemuan tersebut seperti dilansir kantor berita Yonhap.

Pernyataan Moon itu disampaikan satu hari sebelum Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dijadwalkan mengadakan pertemuan di Singapura. Presiden Korea Selatan mengatakan bahwa dia yakin bahwa KTT Korut-AS itu sukses.

"Presiden Trump telah menunjukkan kemauan kerasnya untuk menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara dan membangun perdamaian di Semenanjung Korea melalui tindakan praktisnya. Kim Jong-un, di sisi lain, telah menunjukkan upayanya untuk keberhasilan KTT dan kesediaan untuk denuklirisasi melalui langkah-langkah pendahuluan yang berani, termasuk pembongkaran situs uji nuklir Punggye-ri," ujar Moon.

"Saya memiliki perkiraan dan harapan bahwa KTT besok akan sukses," tambahnya.

Presiden Moon, bagaimanapun, bersikeras bahwa upaya AS dan Korea Utara saja mungkin tidak cukup untuk membuat Korut akhirnya menyingkirkan senjata nuklirnya. "Kita tidak bisa hanya mengandalkan dialog Korea Utara-AS untuk resolusi masalah nuklir Korea Utara dan mengakhiri hubungan bermusuhan di antara keduanya. Kita pada saat yang sama juga harus berhasil mengembangkan hubungan Korea Selatan-Utara," kata Moon.

Presiden Korsel itu menekankan peningkatan hubungan antar-Korea akan mengarah pada perbaikan pada hubungan Korea Utara-AS, yang pada gilirannya akan membantu lebih mengembangkan hubungan Korea Selatan-Utara. "Untuk tujuan ini, saya meminta masyarakat untuk memberi dukungan terus-menerus untuk dialog Korea Selatan-Utara, termasuk militer, Palang Merah dan pembahasan olahraga yang akan dimulai pekan ini," katanya.

"Pemerintah berhasil menciptakan keadaan saat ini meskipun banyak kesulitan. Kami akan terus melakukan yang terbaik hingga Semenanjung Korea benar-benar bebas nuklir dan pemerintah perdamaian didirikan," kata Moon.


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement