Ahad 17 Jun 2018 19:34 WIB

Jelang Pilkada, Polri Antisipasi Potensi Konflik di Daerah

171 daerah akan menggelar pilkada serentak pada Rabu, 27 Juni 2018.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Ratna Puspita
Komjen Syafruddin
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Komjen Syafruddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan ada sejumlah daerah yang dikategorikan sebagai rawan potensi konflik pada penyelenggara Pilkada Serentak 2018. Polri pun sudah menyiapkan antisipasi untuk mengatasi potensi konflik di daerah-daerah tersebut.

Syafruddin mengatakan sejumlah daerah yang rawan konflik di antaranya Papua karena letak geografisnya, dan Kalimantan Barat karena ada sejarah konflik sosial. Dia juga menyebutkan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebagai daerah rawan karena jumlah penduduk yang besar.

"Semua kerawanan, kami antisipasi. Tidak ada yang membuat kita over confident, tetapi kami pun tidak boleh pesimis dalam pengamanan Pilkada," kata dia kepada wartawan di kompleks PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad (17/6).

Pemungutan suara pilkada akan digelar pada Rabu (27/6) mendatang. Menurut Syafruddin, kondisi keamanan di 171 daerah pelaksana pilkada serentak tahun ini relatif aman memasuki tahapan akhir pelaksanaan pilkada. 

“Mudah-mudahan semua lancar sehingga masyarakat bisa memilih para pemimpin daerah yang berkualitas sesuai harapan mereka," ujar Syafruddin.

Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria mengingatkan saat ini sudah masuk 10 hari menjelang pemungutan suara pilkada serentak. Karena itu, hari-hari terakhir ini akan menjadi waktu yang paling menentukan.

"10 hari ke depan akan sangat penting untuk peserta pilkada, berikut tim sukses dan relawan,” kata dia. 

Ia mengimbau peserta pilkada tidak melakukan politik uang. “Pilihlah pemimpin yang adil dan jujur dan bisa memperjuangkan kepentingan masyarakat, " ujarnya.

Pemungutan suara Pilkada Serentak 2018 digelar pada 27 Juni mendatang. Tercatat ada 171 daerah yang akan melakukan pemungutan suara pada hari Rabu tersebut.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement