REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrais (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengaku saat ini tidak banyak masyarakat yang mencari pekerjaan ke kota usai Lebaran. Menurutnya saat ini masyarakat semakin menyukai hidup di desa daripada di kota.
"Karena kenyataannya lebih enak di desa dibandingkan di kota. Laporan yang kami dapat, setiap tahun urbanisasi terus berkurang," ujarnya di Jakarta, Kamis (21/6).
Dia menambahkan masyarakat lebih menyukai hidup di desa meskipun pendapatan lebih kecil dibandingkan di kota, karena dekat dengan keluarga dan teman-temannya. Apalagi dengan adanya dana desa, masyarakat desa mempunyai pekerjaan.
Menurut Eko yang paling banyak memberikan lapangan pekerjaan adalah program Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades).
"Sekarang aja, dana yang masuk ke desa melalui Prukades mencapai Rp 50 triliun." ujarnya. Selain itu, sebutnya kemiskinan di desa juga diklaimnya terus berkurang dari 27 juta menjadi 17 juta. Dia menargetkan dalam enam tahun ke depan, tidak ada lagi pengangguran di desa.
Satu hal lagi, Eko meyakini ke depan masyarakat di perkotaan akan kesulitan mencari pekerja rumah tangga atau pekerja domestik, karena masyarakat lebih memilih bekerja di desa dibandingkan bekerja di kota.
Ia menjelaskan sejak pemerintahan terbaru, dana desa digelontorkan ke desa-desa. Dana desa pertama kali diberikan ke desa-desa pada 2015 dengan jumlah anggaran sebesar Rp 20,76 triliun.
Kemudian meningkat menjadi Rp 46,9 triliun pada 2016, Rp 60 triliun pada 2017, dan Rp 60 triliun pada 2018.
Dana desa telah dimanfaatkan untuk menunjang perekonomian dengan pembangunan jalan sepanjang 121.709 kilometer jalan, 1.960 jembatan, 5.220 pasar desa, 5.116 tambatan perahu, 2.047 embung, dan 97.176 unit irigasi.
Dana desa juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebanyak 21.357 unit, 13.973 unit Posyandu, 21.811 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sarana olahraga, dan sebagainya.