REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ulama dan tokoh masyarakat dari berbagai elemen organisasi bertemu dalam silaturahmi dan kongres Ulama se-Jawa Tengah. Pertemuan tersebut berlangsung di Gedung Purwo Hamijayan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada Jum’at (22/6) malam.
Silaturahim dan Kongres Ulama se-Jawa Tengah dengan tema Jawa Tengah bangkit bersama ulama itu dihadiri Ulama dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama serta perwakilan dari Majelils Ulama Indoesia (MUI) Jateng.
Selain itu hadir pula ulama, cendekiawan Muslim dan tokoh masyarakat dari Majelis Cendikia Keraton Nusantara, Lembaga Samanhudi Cokroaminoto, Dewan Syariah Kota Surakarta, Laskar Umat Islam Surakarta, Majelis Ulama Karaton Nusantara, Alumni Persaudaraan 212, Majelis Ulama Karaton Nusantara, Komunitas Masjidku Makmur, Forum Silaturahmi Antar Masjid, Laskar Pembela Islam, dan Annas.
Dalam silaturahim dan kongres ualam se-Jateng itu terdapat sejumlah poin yang didiskusikan diantaranya seruan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Umat muslim diharapkan mempererat persaudaraan agar tak mudah diadu domba terlebih memasuki tahun polik.
“Umat Islam dihadapkan pada sesuatu yang membuat umat Islam harus bergerak, silaturahmi ini menggalang kita untuk bersama rukun, bersaudara,” tutur ketua Panitia sialturahmi dan kongres ualam se-Jateng, Wasono Nur Hadi.
Selain itu silaturahim dan kongres ulama se-Jateng juga memperbincangkan mengenai ekonomi umat dimana umat muslim didorong agar tak melulu menjadi konsumen. Dalam kongres tersebut, para ulama juga sepakat untuk menguatkan kembali kecintaan terhadap budaya bangsa.
“Kita ingin bersama berembug untuk maju bersama, bersatu rukun menjaga NKRI,” tutur Wasono.