REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Tahun depan, ditagetkan bandara baru di Kulonprogo mulai beroperasi. Keberadaan bandara baru pun dinilai berpotensi memiliki dampak positif bagi sektor wisata di Bantul, mengingat Jalur Lintas Selatan (JLS) menuju Bandara itu melintasi wilayah Kabupaten Bantul.
Demi mengoptimalkan potensi itu, Dinas Pariwisata Bantul menyiapkan beberapa strategi. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, mengatakan salah satu strategi yang disiapkan adalah dengan menghadirkan wisata malam.
“Wisata malam ini menghadirkan event pertunjukan yang menarik serta wisata kuliner,” ujar Kwintarto saat dijumpai di Kantor Bupati Bantul, Senin (25/6). Ia menilai, wisata malam ini sangat diperlukan demi menarik investor untuk membangun hotel di Bantul.
Dengan adanya wisata malam, maka wisatawan yang berkunjung di Bantul pada pagi hingga sore hari dapat terus menikmati wisata di Bantul hingga malam hari. Sehingga muncul kebutuhan akan hotel di Bantul.
“Wisata malam ini sangat diperlukan oleh hotel, sehingga suasan di Bantul saat malam hari tidak sepi. Kebutuhan wisata malam ini belajar dari fakta bahwa mayoritas wisatawan di Bantul saat ini lebih memilih untuk bermalam di wilayah Kota Yogya karena ingin sekaligus menikmati wisata malam di Yogya,” kata dia.
Ia pun menekankan saat ini telah melakukan kajian terkait pematangan wisata malam itu. Rencananya, wisata malam ini akan mulai dikembangkan pada akhir tahun ini. Menurut dia, konsep wisata malam ini terintegrasi dengan rencana pengembangan wisata di kawasan pantai selatan dan Gua Selarong, Pajangan, ini dalam rangka menarik investor dan menyambut kehadiran bandara baru.
Dinas Pariwisata Bantul pun telah melakukan koordinasi dengan lurah dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) agar juga turut menggelar event di wilayah masing-masing. Terutama di kawasan desa wisata yang memiliki homestay, sehingga wisatawan yang bermalam di homestay juga dapat menikmati suguhan pertunjukan pada malam hari.
Ia pun mengakui, dampak positif dari pembangunan bandara baru itu baru terlihar secara signifikan beberapa waktu setelah bandara itu beroperasi. Namun, lanjutnya, Bantul harus terus melakukan persiapan sehingga dapat memanfaatkan mementum dengan optimal.
Lagi pula, Jembatan Progo dua baru dibangun pada 2020. Ia menilai, jeda waktu ini harus dijadikan momen untuk terus mematangkan seluruh persiapan dalam mendongkrak potensi yang ada di Bantul.
Ia pun optimistis industri wisata di Bantul akan terus tumbuh. Hal itu dibuktikan dari data jumlah pengunjung pada libur Lebaran tahun ini. “Tahun lalu pengunjung selama libur Lebaran sekitar 307 ribu. Tahun ini jumlahnya sekitar 366.640 pengunjung,” ucapnya.