REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito menilai partai pendukung bakal capres pejawat Joko Widodo (Jokowi) tidak mungkin mendikte mantan Gubernur DKI Jakarta itu dalam memilih sosok cawapres. Sebab menurutnya, partai tersebut juga membutuhkan Jokowi.
"Pintu masuk Pilpres lewat dukungan partai itu memang iya secara formal, tapi bagaimana pun juga partai (pendukung) butuh Jokowi. Jadi partai enggak mungkin mendikte Jokowi tapi hanya memberikan pertimbangan. Yang namanya pertimbangan bisa dipakai bisa tidak," kata dia, Senin (9/7).
Menurut Arie, Jokowi pasti mempertimbangkan berbagai masukan partai pendukung. Namun, masukan tersebut bukan berarti harus ditanggapi dengan memilih cawapres dari kalangan mereka. Jokowi bisa menanggapinya dengan membagi-bagi kekuasaan, membangun komitmen bersama dan berbagai hal lain.
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menggelar pertemuan di Istana Batu Tulis, Bogor, Ahad (8/7).
"Bagaimana pun usulan partai pasti dipertimbangkan, tapi kadarnya berbeda-beda. Pak Jokowi ini tipe yang mempunyai ruang untuk negosiasi, rembugan," tutur dia.
Karena itu, Arie memandang, sebelum Jokowi mengumumkan secara resmi nama cawapres pendampingnya, tentu akan ada negosiasi di antara partai pendukung. Meski demikian, keputusan terakhir tetap berada di tangan mantan Wali Kota Surakarta itu.
"Nama-nama yang disorongkan partai, itu bisa iya bisa tidak, tentu suka tidak suka partai juga akan bernegosiasi tapi kan keputusannya terletak pada Pak Jokowi," ujarnya.
Baca juga, Cawapres Jokowi Pasti Membuat Gempar Indonesia.
Pada Sabtu (7/7) lalu, Presiden Jokowi mengaku sudah mengantongi nama yang akan diajak untuk mendampinginya sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada pemilihan presiden 2019. Namun, nama ini masih dirahasiakan dan segera diumumkan.
"Sudah ada (nama capwapresnya) tinggal diumumkan," katanya. Jokowi menuturkan bakal mengumumkan cawapresnya di waktu yang tepat. "Tunggu. Ini kan tinggal nunggu berapa hari, masa' gak sabar," ucapnya.
Sejauh ini, nama-nama yang muncul sebagai cawapres Jokowi berasal dari berbagai latar belakang. Mereka seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Sejumlah nama lainnya, yakni Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.