REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan AS dan Korea Utara (Korut) telah melakukan pembicaraan terkait pengembalian sisa anggota layanan AS yang tewas dalam Perang Korea 1950-1953, Ahad (15/7). Pertemuan tersebut menghasilkan komitmen yang kuat dan bahwa akan ada tindak lanjut pada hari Senin (16/7).
Ini adalah pertama kalinya dalam sembilan tahun bahwa para jenderal AS dan Korea Utara mengadakan pembicaraan. Kedua pihak bertemu di perbatasan antar-Korea dan setuju untuk melanjutkan kegiatan lapangan bersama untuk mencari jenazah orang Amerika yang hilang dari perang, kata Pompeo dalam sebuah pernyataan dilansir di Reuters, Senin.
"Pembicaraan hari ini produktif dan kooperatif dan menghasilkan komitmen yang kuat," katanya.
Pemulangan jenazah tentara AS adalah salah satu kesepakatan yang dicapai selama pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada bulan Juni di Singapura. Pertemuan tingkat kerja akan dimulai pada hari Senin untuk mengkoordinasikan langkah-langkah selanjutnya untuk pemulangan jenazah, termasuk pemindahan yang sudah dikumpulkan di Korea Utara, kata Pompeo.
Pentagon mengatakan pejabat Korea Utara telah mengindikasikan di masa lalu mereka memiliki 200 jenazah pasukan AS. Namun, seorang pejabat militer AS yang akrab dengan masalah itu mengatakan bulan lalu tidak jelas apa yang akan diserahkan Korea Utara.
Pasukan AS membawa sekitar 100 peti kayu ke dalam Zona Demiliterisasi {DMZ) bulan lalu, yang akan digunakan untuk mengangkut jenazah, menurut kantor berita Korea Selatan, Yonhap.
Berdasarkan data militer AS, sekitar 7.700 personel militer AS belum ditemukan karena Perang Korea. Lebih dari 36.500 pasukan AS tewas dalam konflik itu.
Pompeo awalnya mengatakan kedua pihak telah sepakat untuk mengadakan pembicaraan tentang jenazah tentara AS pada hari Kamis tetapi tidak ada perwakilan Korea Utara muncul di perbatasan. Korea Utara kemudian mengusulkan bertemu dengan para pejabat militer AS pada hari Minggu, kata para pejabat AS dan Korea Selatan.
Korea Utara dan Amerika Serikat melakukan operasi gabungan untuk memulihkan jenazah tentara AS dari tahun 1996 hingga 2005. Namun, operasi berhenti saat hubungan mereka memburuk ketika Pyongyang mempercepat program nuklirnya.