Rabu 18 Jul 2018 07:45 WIB

Banyak Kader Pindah Partai, Hanura Tetap Optimistis

Hanura bisa rekrut caleg muda, tidak mengandalkan wajah-wajah lama

Rep: Ali Mansur/ Red: Bilal Ramadhan
Gede Pasek Suardika
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Gede Pasek Suardika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) sejumlah kader Partai Hanura berbondong-bondong pindah ke Partai Nasdem. Setidaknya ada lima kader Partai Hanura maju menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Nasdem.

Mereka adalah Dadang Rusdiana, Dossy Iskandar, Rufinus Hotmaulana Hutauruk, Fauzih Amro dan Arief Suditomo. Salah satu alasan mereka pindah adalah karena konflik internal yang tak kunjung selesai.

Menanggapi itu, Wakil Ketua Umum Hanura, I Gede Pasek Suardika mengatakan bahwa berpindah partai adalah hak mereka dalam meniti karier politiknya. Pasek Suardika tidak menampik jika Partai Hanura dihadapkan dengan sejumlah persoalan.

Namun, Pasek Suardika optimistis partainya mampu menghadapi segala cobaan. Dengan demikian, dia mengaku optimistis Hanura bakal lolos ke parlemen.

"Kami tetap optimistis lolos ke Senayan. Kami juga bisa merekrut para bakal caleg yang lebih fresh. Maka tidak mengandalkan wajah-wajah lama yang sudah lama duduk di parlemen," jelas senator asal Pulau Bali, saat dihubungi melalui pesan singkat, Selasa (17/7).

Sementara itu, koleganya semasa di Partai Hanura, Dadang Rusdiana yang ikut pindah ke Partai Nasdem, mengaku kepindahan karena konflik internal yang tak kunjung selesai. Salah satu alasan dirinya memilih Partai Nasdem bukan partai politik lainnya adalah karena tagline Partai Nasdem sejalan dengan pemikirannya, yakni politik tanpa mahar.

Di partai politik lain, harus mengurus struktur partai, mulai dari DPW, DPC dan lainya sebagainya. Sedangkan di Partai Nasdem, dirinya tidak perlu memikirkan hal itu, cukup mencari suara sebanyak-banyaknya.

"Di Nasdem kan tidak perlu memikirkan partai, justru partai yang urus kami. Kita tinggal cari suara, dan memperkuat basis konstituen saja. Apalagi kita yang sudah basis jelas tentu enak," tutur Rusdiana.

Sebelumnya, PTUN telah mengabulkan permohonan Partai Hanura kubu Daryatmo melalui putusan sela yang memerintahkan ditundanya pemberlakuan Surat Keputusan (SK) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) No. M.HH-01.AH.11.01. SK tersebut mengakui kepengurusan terbaru Hanura yang dipimpin Ketua Umum Oesman Sapta Odang dan Sekjen Hery Lontung. Putusan sela ini bernomor: 24/G/2018/PTUN-JKT tertanggal 19 Maret 2018.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement