Selasa 24 Jul 2018 14:56 WIB

Jadi Caleg PDIP, Kapitra tak Komunikasi dengan Ulama

Kapitra tetap mendukung ulama meski memilih jalan politik yang berbeda.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Ratna Puspita
Kapitra Ampera menegaskan statusnya sebagai caleg DPR dari PDIP dapil Riau 2, didampingi oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Bidang Idelogi, Idham Samawi, Selasa (24/7).
Foto: Republika/Dian Erika Nugraheny
Kapitra Ampera menegaskan statusnya sebagai caleg DPR dari PDIP dapil Riau 2, didampingi oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Bidang Idelogi, Idham Samawi, Selasa (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan pengacara Rizieq Shihab, Kapitra Ampera, mengatakan dia tidak melakukan komunikasi dengan para ulama sebelum memutuskan menerima tawaran menjadi caleg dari PDIP. Kapitra menegaskan, dia tetap mendukung ulama meski memilih jalan politik yang berbeda dengan sejumlah rekannya. 

Kapitra tidak menjawab dengan tegas saat ditanya tentang komunikasi dengan para ulama. Kapitra justru mengibaratkan komunikasi tersebut dengan Sungai Musi dan Jembatan Ampera di Palembang, Sumatra Selatan. 

"Anda tahu sungai Musi? Sungai Musi itu begitu besar dan dijembat dengan nama saya (Jembatan Ampera). Jadi, tidak perlu bertanya kepada nelayan, tidak perlu bertanya kepada ikan, tetapi dia (Ampera) menyelamatkan dengan menyeberangkan banyak orang,” kata Kapitra saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/7).

Jawaban tersebut menyiratkan tidak ada komunikasi sebelum resmi menerima tawaran dari PDIP. “Yang penting bukan caranya, tetapi tujuannya," kata Kapitra.

Kapitra menegaskan, tujuannya adalah berbuat baik untuk masyarakat Indonesia. "Saat ini, saya sedang berada dalam tujuan, bukan cara. Cara boleh berbeda tapi tujuan tidak boleh berbeda," tutur dia. 

Dia pun mengatakan jika sebagai salah satu anak bangsa ingin berbuat baik bagi Indonesia. Salah satu hal yang ingin diperbaiki oleh Kapitra, yakni menjembatani perbedaan yang saat ini semakin meruncing dalam masyarakat. 

"Indonesia adalah rumah saya, rumah kita semua, kemanapun kakiku melangkah maka aku kembali ke Indonesia. Lalu apa tanggung jawab saya? saya hanya menyaksikan kehancuran sebuah rahmat Allah yang tidak dimiliki bangsa lain? Tenggelam dalam mispersepsi dan penyesatan dalam perbedaan. Kenapa tidak saya saja menjembatani?” kata dia. 

Sebelumnya, Kapitra menegaskan statusnya secara resmi sebagai caleg DPR yang diusung PDIP. Kapitra menyatakan siap menerima risiko anggapan miring dari masyarakat atas pilihan politiknya ini.

"Hari ini adalah hari pertama saya ketemu sama DPP PDIP. Sebab selama ini saya harus menyiapkan dokumen saya ketika saya ditawarkan untuk bergabung. Saya udah menyambut tawaran itu dengan mempersiapkan persyaratan sebagai caleg dari dapil Riau 2," ujarnya.

Dia pun mengungkapkan sudah menyerahkan semua persyaratan sebagai caleg. "Artinya, saya sudah sah sebagai caleg dari PDIP," lanjut dia. 

Atas pilihannya ini, Kapitra menyatakan siap dengan berbagai anggapan positif dan negatif dari masyarakat. Kapitra juga mempersilakan masyarakat memanggilnya dengan sebutan 'cebong' yang selama ini diasosiasikan sebagai pendukung Joko Widodo (Jokowi). 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement