Rabu 01 Aug 2018 18:03 WIB

BI DIY Dorong Akselerasi Kinerja Pariwisata Daerah

Keberadaan bandara NYIA diharapkan dapat mendorong kunjungan wisatawan mancanegara.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Focus Group Discussion (FGD) bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) cabang Yogyakarta, dengan  topik 'Pengembangan Pariwisata Daerah melalui Akselerasi Pengembangan Destinasi Wisata Prioritas di DIY'.
Foto: Dokumen.
Focus Group Discussion (FGD) bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) cabang Yogyakarta, dengan topik 'Pengembangan Pariwisata Daerah melalui Akselerasi Pengembangan Destinasi Wisata Prioritas di DIY'.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Bank Indonesia terus berkontribusi aktif dalam mendorong akselerasi kinerja pariwisata untuk mencapai pertumbuhan ekonomi DIY yang inklusif dan berkesinambungan.

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Budi Hanoto, pada acara Focus Group Discussion (FGD) bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) cabang Yogyakarta, dengan  topik 'Pengembangan Pariwisata Daerah melalui Akselerasi Pengembangan Destinasi Wisata Prioritas di DIY', di Kantor Perwakilan BI DIY, Rabu (1/8).

Uoaya yang dilakukan Perwakilan BI DIY antara lain melalui menciptakan iklim berusaha yang sehat, membentuk Regional Investment Relation Unit (RIRU), pengembangan kluster yang mendukung pengembangan sektor pariwisata di daerah, mendorong perkembangan fintech, dan menyalurkan program sosial Bank Indonesia untuk sektor pendukung pariwisata.

Dikatakan Budi, pariwisata merupakan sektor penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan, dan perbaikan Current Account Deficit (CAD). Kontribusi pariwisata dalam perolehan devisa merupakan salah satu yang tertinggi bagi Indonesia.

Dalam tiga tahun terakhir, kontribusi pariwisata dalam tren yang positif. Pada 2015 kontribusi pariwisata sebesar 11,57 miliar dolar, 2016 sebesar 12,05 miliar dolar, dan 2017 naik menjadi sebesar 12,60 miliar dolar.

"Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan sejumlah negara peers, kontribusi pariwisata Indonesia dalam perolehan devisa masih terbatas dan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan," kata Budi.

Menurutnya, peluang peningkatkan devisa dari sektor pariwisata semakin terbuka dengan adanya proyeksi UNWTO bahwa terdapat 700 juta wisatawan mancanegara yang akan datang ke negara-negara di Asia Pasifik. Maka itu, ia sepakat bahwa potensi pariwisata DIY sebagai motor penggerak perekonomian daerah terus didorong.

Di antaranya melalui penetapan lima wilayah di DIY sebagai KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional), yakni Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton Ratu Boko, Candi Mendut, dan lain-lain, yang terletak di Kabupaten Magelang dan Kabupaten Sleman.

Pada 2019, target kunjungan jumlah wisatawan mancanegara ke DIY sebanyak 800 ribu orang. Keberadaan bandara NYIA diharapkan dapat mendorong tingkat kunjungan wisatawan mancanegara untuk dapat mencapai target yang ditentukan sekaligus mengatasi permasalahan ketimpangan pengeluaran wisatawan antar wilayah.

Integrasi pariwisata DIY dan Jateng menjadi krusial dalam pencapaian target Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang), yaitu dua juta wisatawan mancanegara pada 2019 terutama melalui pengembangan empat  hal yang menjadi prioritas. Antara lain aksesibilitas, atraksi, ekosistem termasuk amenitas, serta promosi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement