REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah mantan kuasa hukum Habib Rizieq Shihab, Kapitra Ampera, dilempari bom molotov oleh orang tidak dikenal. Kapitra sendiri membenarkan pelemparan bom molotov ke rumahnya yang berada di wilayah Tebet, Jakarta Selatan itu, sekitar pukul 19.15 WIB.
"Iya, rumah abang di(lempar)-molotov," kata dia di Jakarta, Senin (6/8).
Kapitra menceritakan awal terjadinya ledakan itu, dapat dilihat dari kamera pengintai (CCTV) yang terlihat di rumahnya, kejadiannya pun berlangsung cukup cepat. Setidaknya ada dua bom molotov yang meledak di dua sisi rumahnya, yakni di garasi dan hampir mendekati ruang tamu rumahnya.
"Itu langsung pecah. Saya punya CCTV bisa dilihat nanti. Saya masih di masjid, tadi istri ngasih tahu. Dua molotov, satu pecah di garasi. Itu dilempar, di garasi, masuk ke dalam rumah," jelas dia.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Steven Tamuntuan, mengaku belum mendapat informasi telah terjadi penyerangan dengan bom molotov di kediaman Kapitra itu. Sementara, Kapolsek Tebet Kompol Eko Mulyadi mengatakan masih akan mengecek ke kediaman rumah Kapitra.
"Lagi dicek dulu, kan baru dapat informasinya," kata dia saat dihubungi, Senin (6/8).
Kapitra saat ini bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan menjadi bakal calon anggota legislatif (bacaleg) untuk Pemilu 2019. Pada Ahad (5/8), Kapitra mengikuti pembekalan caleg PDIP di sebuah hotel di Jakarta.
Kapitra mengatakan, PDIP yang mengusungnya sebagai caleg merupakan partai yang mengaplikasikan nilai-nilai Islam. "Kalau ada yang mengatakan bahwa PDIP itu musuhnya Islam, kok tidak kelihatan ya. Simbol-simbol identitas Islam malah mucul di permukaan," katanya kepada wartawan, Ahad (5/8).
Kapitra mengatakan, pimpinan PDIP yang mengisi materi pembekalan selalu mengguanakan atribut Islam dalam ucapannya. Kapitra mencontohkan, saat Menko PMK Puan Maharani memberi pembekalan, banyak kata-kata "Insya Allah" di dalamnya. Bahkan, Kapitra melanjutkan, putri ketua umum PDIP itu membuka pidato dengan kata "assalamualaikum".