REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tokoh dan pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama mendatangi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Senin (6/8) malam.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, di dalam pertemuan tersebut para ulama GNPF ingin memastikan hasil ijtima' ulama beberapa waktu lalu dibahas dengan partai calon mitra koalisi.
"Dulu kan kawan-kawan (GNPF) datang ke sini menyampaikan hasil ijtima', kemudian Prabowo bilang perlu waktu untuk bicarakan persoalan ini dengan partai-partai, sekarang kedatangan mereka untuk menanyakan bagaimana hasil pembicaraan dengan partai," kata Muzani ditemui usai pertemuan, di Jalan Kertanegara, Jakarta.
Muzani mengatakan, Prabowo sangat menghargai apa yang sudah dihasilkan oleh ijtima' ulama dengan menghasilkan dua alternatif capres-cawapres yakni Prabowo Salim Segaf dan Prabowo dan Ustaz Abdul Somad. Menurutnya hal itu merupakan sebagai bentuk tanggung jawab ulama dalam menata masa depan bangsa.
"Namun Pak Prabowo masih juga harus berkonsultasi dengan sejumlah partai karena sekali lagi Partai Gerindra harus berkoalisi dengan beberapa partai yang ada," ujarnya.
Selain itu, dalam pertemuan, Prabowo menyampaikan kepada pimpinan GNPF bahwa pembicaraan telah dilakukan bersama empat partai calon mitra koalisi. Namun Prabowo masih membutuhkan waktu satu sampai dua hari lagi untuk membahas hal tersebut.
"Ya karena kan sekali lagi, ini semua kepentingan harus diakomodir, semua pandangan harus didengar. Supaya semua diakomodir, saya kira kadang-kadang memerlukan seni untuk mengambil keputusan," tuturnya.
Baca juga, Kubu Jokowi: GNPF Cuma Mengklaim, Somad tak Mau Cawapres.
Sebelumnya, Wasekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazuli Fawaid menyatakan keputusan Ijtima' GNPF Ulama tidak mewakili suara banyak orang. Sehingga, menurutnya tudak ada yang perlu dikhawatirkan terkait keluarnya rekomendasi nama Ustaz Abdul Somad sebagai salah satu bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Prabowo Subianto.
"GNPF itu cuma mengklaim Ustaz Somad, kenyataannya beliau tidak mau, aneh jadinya klaim-klaim seperti itu," kata Jazuli kepada Republika, Selasa (31/7).
Jazuli menghormati keputusan Somad yang tidak ingin terjun dalam dunia politik. Keputusan tersebut menurutnya yang paling tepat untuk Somad untuk tetap menjadi ulama dan pendakwah bagi masyarakat.
"Ustaz Somad kan tidak mau (jadi cawapres) kita harus hormati sikap itu, artinya dia Istiqomah jadi ulama, itu sudah bagus," kata Jazuli.