Rabu 08 Aug 2018 17:48 WIB

Pengamat: Musim Kering Bisa Memengaruhi Produksi Pangan

Dwi Andreas meyakini potensi kekeringan 2018 bisa lebih parah dari tahun sebelumnya.

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Musim kering (ilustrasi)
Foto: Antara
Musim kering (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia Dwi Andreas meminta pemerintah meningkatkan kewaspadaan akan datangnya musim kering. Alasannya, musim kering akan memengaruhi produksi pangan.

Dwi Andreas menyebutkan, potensi terjadinya kekeringan pada 2018 bisa lebih parah dari tahun sebelumnya dan menurunkan produksi pangan hingga 60 persen. "Masalah kekeringan ini perlu dicermati dan diwaspadai oleh pemerintah," kata Dwi Andreas, Selasa (7/8).

Dia menambahkan, kekeringan ini utamanya berdampak pada wilayah yang mempunyai infrastruktur yang minim karena tidak mempunyai sawah tadah hujan atau tidak adanya saluran irigasi yang memadai. "Sehingga, akan memberikan ancaman terhadap produksi, terutama padi dan jagung," ujarnya.

Menurut dia, kondisi ini bisa diperparah dengan data produksi dari Kementerian Pertanian yang tidak sepenuhnya akurat dengan stok yang ada. Dia mencontohkan klaim yang menyatakan bahwa produksi beras mencapai surplus pada periode Januari-Maret 2018, tetapi harga masih mencerminkan kurangnya produksi dibandingkan konsumsi.