Sabtu 11 Aug 2018 13:25 WIB

The Meg, Meramu Jaws dan Deep Blue Sea

Meski berplot sederhana, adegan menegangkan bisa membuat jantung penonton copot.

Salah satu potongan adegan dalam film The Meg.
Foto: Warner Bros. Entertainment via AP
Salah satu potongan adegan dalam film The Meg.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Libur akhir pekan memang asyiknya pergi ke pantai. Namun, hati-hati dengan risiko serangan hiu, apalagi kalau hiu yang menyerang berukuran masif dan super agresif seperti digambarkan film The Meg.

The Meg merupakan film bergenre laga-thriller dengan plot yang boleh dibilang sangat sederhana, yakni serangan hiu purbakala bernama Megalodon atau akrab disapa Meg. Dikisahkan hiu purba nan masif ini pernah meneror dan menewaskan sejumlah regu penyelamat pimpinan Jonas Taylor (Jason Statham) di Palung Mariana, Samudera Pasifik.

Lima tahun kemudian, Jonas yang sudah pensiun dari posisinya, dipanggil kembali oleh rekan lamanya Mac (Cliff Curtis) untuk menyelamatkan tim peneliti pimpinan Dr Zhang (Winston Chao) yang diserang Meg lalu terjebak di Palung Mariana.

Kendati Jonas dan ilmuwan bernama Suyin (Li Bing Bing) berhasil menyelamatkan dua peneliti, masalah baru kemudian mulai menimpa mereka. Meg yang selama ini terperangkap di Palung Mariana berhasil keluar dan sekarang bergentayangan di perairan lepas dan dangkal sambil meneror manusia.

Berhasilkah Jonas, Suyin dan tim peneliti pimpinan Zhang mencegah dan mengakhiri teror hiu purbakala Meg di laut lepas dan pantai-pantai wisata?

Formula The Meg boleh dibilang merupakan formula lama yang bisa dibilang amat mirip dengan dua film teror hiu sebelumnya yakni Jaws dan Deep Blue Sea. Teror hiu besar terhadap tim ilmuwan di kompleks penelitian laut yang terlihat pada awal film bisa dibilang mirip dengan formula serangan hiu dalam Deep Blue Sea.

Sedangkan serangan hiu besar di pantai wisata dan terkaman terhadap kapal kecil yang dinaiki Jonas, mengingatkan kita akan serangan ikonik hiu dalam Jaws pertama.

Perpaduan formula film-film lawas yang kemudian dibuat menjadi sebuah film baru ini, sebenarnya terlihat sejak Skyscraper yang dibintangi Dwayne "The Rock" Johnson yang merupakan perpaduan formula The Towering Inferno dan Die Hard.

Cuma bedanya, Warner Bros Pictures berupaya memasukkan elemen ilmiah dengan menghadirkan hiu purbakala Megalodon yang dianggap punah dua juta tahun lalu ke dalam film ini. Bicara dinamika plot, sebetulnya plot The Meg tidak begitu istimewa karena terlalu sederhana. Tapi adegan-adegan menegangkan dan jumpscare-nya yang diramu oleh sang nahkoda Jon Turteltaub bisa membuat jantung penonton copot.

Performa akting para pemain The Meg bisa dibilang tampil biasa. Jason Statham bermain datar-datar saja, tapi bintang cilik asal Cina, yakni Shuya Sophia Cai sebagai Meiying bisa membuat jatuh hati penonton.

The Meg yang dibintangi sejumlah aktor/aktris Hollywood dan Cina ini boleh dibilang bisa ditonton untuk para moviegoers (pecinta film) berusia remaja. Sedangkan untuk anak-anak, ada baiknya didampingi oleh orang tua saat menyaksikan The Meg.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement