Ahad 12 Aug 2018 21:09 WIB

PDIP Bela Kiai Ma'ruf dari Pernyataan Ratna Sarumpaet

Ratna Sarumpaet mempertanyakan mengapa Jokowi memilih Kiai Ma'ruf yang tua.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Charles Honoris
Foto: ANTARA
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Charles Honoris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris mengingatkan pada semua pihak untuk tidak menyerang fisik bakal capres dan cawapres. Dia mengingatkan jika tak mau mendukung bakal capres-cawapres tertentu, untuk mengkritisi melalui gagasan dan pendapat.

Pernyataan Charles itu untuk menanggapi komentar aktivis perempuan Ratna Sarumpaet tentang bakal cawapres KH Ma'ruf Amin. Di mana, dia menyinggung Kiai Ma'ruf soal fisik dan kesehatannya.

"Pernyataan Ratna Sarumpaet yang menyebut KH Ma'ruf Amin, sudah terlalu tua dan sakit, adalah menyerang fisik dan sangat tidak etis," kata Charles, Ahad (12/8).

Menurut Charles, kompetisi pemilihan presiden tahun 2019 belum dimulai, tapi Ratna Sarumpaet dinilai sudah menyerang fisik KH Ma'ruf Amin. "Dalam kompetisi pemilu presiden, seharusnya berdebat soal gagasan dan bukan malah menyerang fisik," katanya.

Anggota Komisi I DPR RI ini menjelaskan, soal usia kiai Ma'ruf Amin saat ini 75 tahun sudah sesuai aturan dan tidak ada aturan undang-undang yang dilanggar. "Tidak ada istilah ketuaan bagi capres-cawapres karena dalam undang-undang tidak mengatur batas usia maksimal, tapi hanya mengatur usia minimal, paling rendah 40 tahun," katanya.

Faktor usia juga tidak selalu bekaitan dengan produktivitas, kinerja dan kepemimpinan seseorang. Dia mencontohkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla, saat ini berusia 76 tahun, yakni lebih tua setahun dari pada KH Ma"ruf Amin,  masih sangat mampu menjalankan tugasnya sebagai wakil presiden.

"Kepemimpinan Pak Ma’ruf Amin di MUI dan PBNU selama ini berjalan baik. Sebaliknya, banyak juga politisi muda yang tidak produktif, dan bahkan terjerat kasus hukum karena narkoba atau korupsi. Jadi usia tidak selalu mencerminkan kinerja," ujar Charles.

photo
Calon presiden petahana Joko Widodo bersama calon wakil presiden KH. Ma'ruf Amin berfoto sebelum melakukan sesi pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Ahad (12/8).

Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan DKI Jakarta III ini menyatakan, heran terhadap Ratna Sarumpaet yang menyebutkan KH Ma'ruf Amin mengidap penyakit.

Menurut dia, pemeriksaan kesehatan terhadap pasangan capres-cawapres pun belum dilakukan tapi Ratna Sarumpaet sudah menyebut KH Ma'ruf Amin tidak sehat. "Setahu saya Ratna Sarumpaet itu seniman, tapi kenapa saat ini tiba-tiba menjadi dokter. Ratna juga memvonis seseorang tanpa bukti," katanya.

Sebelumnya, Ratna mengaku mempertanyakan alasan Jokowi memilih KH Ma'ruf Amin. Sebab, dari segi usia Kiai Ma'ruf dinilai sudah tua. "Ya buat apa Ma'ruf Amin diambil sebagai wapres, secara usia uzur sakit pula, sakit jantung, lemah jantung kan dia. Orang boleh dong, aku bertanya-tanya dong, di politik kan mau apa," kata Ratna, Sabtu (11/8).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement