Senin 13 Aug 2018 18:45 WIB

Gus Yakut: Kiai Ma'ruf Siap Mundur dari PBNU

PBNU belum mengambil sikap terkait dengan posisi Kiai Ma'ruf.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Muhammad Hafil
Peletakan Batu Pertama Menara MUI. Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin menuju tempat peletakan  batu pertama proyek pembangunan Menara MUI di Jakarta, Kamis (26/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Peletakan Batu Pertama Menara MUI. Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin menuju tempat peletakan batu pertama proyek pembangunan Menara MUI di Jakarta, Kamis (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, KH Ma'ruf Amin siap mundur dari jabatannya di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Menurut dia, sebagai rais aam PBNU, kiai Ma'ruf sudah tahu akan konsekuensi itu ketika menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres).

"Rais aam harus mundur. Beliau tahu konsekuensinya dan itu tidak boleh dilawan. Saya kira menunggu penetapan," kata lelaki yang biasa disapa Gus Yaqut itu saat dihubungi Republika.co.id, Senin (13/8).

Gus Yakut sendiri telah berkunjung ke kediaman Kiai Ma'ruf di Jakarta Utara pada Senin (13/8) siang. Menurut dia, kunjungannya itu untuk memberikan semangat moral kepada Kiai Ma'ruf sebagai bakal cawapres.

Dalam kunjungan itu, Gus Yakut juga membahas mengenai persepsi publik saat ini dan posisi Kiai Ma'ruf sebagai rais aam PBNU. Ia menjelaskan, setiap pemegang jabatan di PBNU harus mengikuti anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).