REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial (medsos) dan teknologi digital saat ini bisa menjadi berkah bagi semua manusia, karena media sosial jika digunakan secara baik dan benar dengan menebarkan pesan-pesan perdamaian maka akan dapat mempersatukan dan mendamaikan kita. Namun jika medsos juga bisa menjadi bencana jika dipakai untuk menyebarkan informasi-informasi yang radikal yang dapat membahayakan dan memecah belah kita semua.
Untuk itu pada mementum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-73 ini harus bisa menjadi momentum untuk Memerah Putihkan Media Sosial dan Dunia Maya dengan terus menggaungkan pesan-pesan kebangsaan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini.
“Media sosial dan teknologi digital ini bukan untuk memecah belah bangsa Indonesia, tapi justru untuk merekatkan kita semua. Kareena dengan menggunakan Media sosial, kita bisa berkomunikasi dengan siapa pun, dari 16 ribu pulau dan 300 suku bangsa di Indonesia dengan cepat dan murah. Bukannya justru malah memecah belah,” ujar aktivis Media Sosial dan Blogger, Enda Nasution di Jakarta, Jumat (17/8).
Menurutnya seluruh komponen bangsa harus bisa bergerak untuk dapat Memerah Putihkan Media Sosial dengan pesan-pesan kebangsaan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Peringatan HUT RI harus digunakan sebagai sarana untuk merefleksikan kembali pencapaianbangsa Indonesia selama 73 tahun ini dan juga mengingat hal-hal apa yang penting untuk Indonesia kedepan.
“Ini karena dalam beberapa tahun ini menjadi perhatian kita, karena banyak pihak yang berkonflik sesama kita sendiri. Padahal dari pertama kali kita mendirikan negara ini pesan-pesan persatuan itu yang menjadi sangat penting. Kalau kita sendiri tidak mau bersatu dan secara geografis kita sudah di pisah-pisah oleh pulau tentunya kita bisa terpecah belah. Ini akan berbahaya bagi kelangsungan hidup bangsa ini,” ujar pria yang juga Koordinator Gerakan #BijakBersosmed ini.
Menurutnya walaupun secara geografis Indonesia ini terpisah-pisah oleh ribuan pulau serta budaya, bahasa yang berbeda, tapi dengan teknologi digital ini kita seolah-olah berada dalam suatu ruangan bersama, dalam sebuah kampung yang kecil. Sehingga terlihat sekali hiruk pikuk, karena semua orang mau bicara.
“Di media sosial itu tidak bisa dielakkan lagi, karena ada perbedaan pendapat, perbedaan pandangan yang mungkin karena latar belakang kita yang berbeda juga. Kalau dulu perbedaan itu mungkin tidak terlalu terasa karena kita hidupnya berjauhan, tetapi sekarang semua orang bisa bicara dalam platform yang sama,” ujar pria yang mendapat julukan sebagai Bapak Blogger Indonesia ini.