Jumat 24 Aug 2018 18:30 WIB

Ke Mana Gatot Nurmantyo akan Berlabuh, Jokowi atau Prabowo?

Gatot seolah menjadi rebutan karena dinilai mampu mengangkat suara.

Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Rabu (28/3).
Foto: Republika/Prayogi
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Rabu (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fauziah Mursid, Febrianto Adi Saputro, Dian Fath Risalah, Dedy Darmawan Nasution

Nama Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menjadi buah bibir. Mantan panglima TNI itu masuk dalam radar kubu Jokowi-KH Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Gatot diincar masuk tim pemenangan, bahkan menjadi ketua pemenangan kedua kubu karena dinilai bisa memperkuat suara.

Di kubu Prabowo-Sandi, Partai Amanat Nasional (PAN) mengusulkan nama Gatot masuk dalam tim pemenangan pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sekretaris Jenderal PAN Eddy Suparno mengungkap nama Gatot tersebut masih berupa usulan dari PAN.

"Ya sempat kami membahas nama Pak Gatot tapi kembali lagi ya, Pak Gatot kan pada saat itu mempersiapkan diri sebagai alternatif calon presiden yang ada," ujar Eddy di Kantor DPP PAN, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (22/8).

Eddy mengaku hingga kini belum mendapat kepastian dari Gatot apakah bersedia masuk dalam tim pemenangan Prabowo-Sandi. Eddy mengaku masih menunggu sikap dari Gatot.

Namun, Eddy menilai kehadiran Gatot tentu akan menambah kekuatan tim pemenangan Prabowo-Sandi. "Tentu itu kami kembalikan ke Pak Gatot dan kami hormati apa pun yang jadi keputusan Pak Gatot," ujar Eddy.

Eddy menambahkan koalisi saat ini sedang memfinalisasikan struktur tim pemenangan Prabowo-Sandi. Ia pun memastikan struktur tim pemenangan akan melibatkan banyak pihak baik dari partai koalisi pengusung maupun di luar partai.

Eddy menegaskan, tim pemenangan akan menguatkan bidang ekonomi, hukum, pemberdayaan perempuan. Namun ia masih belum mau menyebutkan struktur dalam tim pemenangan tersebut sampai tim tersebut telah dinyatakan selesai.

"Ada yang kita ajukan, belum bisa saya sebutkan tapi ada yang kami ajukan, ada tokoh di bidang ekonomi, bidang hukum, ada tokoh pemberdayaan perempuan," ujar Eddy.

Eddy menyebut masih memiliki waktu yang cukup panjang untuk menyusun tim pemenangan. Sehingga waktu tersebut dimanfaatkan untuk membahas struktur tim pemenangan lebih detil.

"Ketika itu kami sampaikan, kami berharap tidak akan diubah lagi dan setiap partai pengusung akan diberikan peran dan fungsi yang seimbang sehingga masing-masing aktif bergerak. Tidak hanya paslon yang dimenangkan tapi juga sekaligus menggerakkan mesin partai," katanya.

Direktur Pencapresan PKS Suhud Aliyuddin menyatakan, pihaknya sangat berharap Gatot masuk menjadi bagian dari Tim Pemenangan Prabowo-Sandi. Namun hingga kini Gatot belum mengambil keputusan.

“Kami sangat berharap, Pak Gatot bisa memperkuat timses,” kata Suhud kepada Republika.co.id, Jumat (24/8).

Suhud menilai, semuanya kembali kepada pilihan sikap seorang Gatot. “Saya kira kembali ke pilihan sikap Pak Gatot sendiri. Tentu, sangat penting jika orang-orang terbaik bisa bergabung,” kata dia.

photo
Pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) mengikuti Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ke-73 di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta, Jumat (17/8).

Meski demikian, Suhud mengaku belum mengetahui sejauh mana proses komunikasi yang dilakukan antara Prabowo-Sandiaga bersama Gatot. Seluruh partai pengusung menyerahkan keputusan akhir kepada pasangan calon.

Ia mengatakan, sejauh ini tim sukses Prabowo-Sandiaga secara definitif masih belum terbentuk. Koalisi masih dalam tahap proses penyusunan tim dengan menyodorkan masing-masing kader yang diusulkan masuk dalam tim sukses.

PKS menilai, sosok berpengalaman seperti Gatot merupakan sosok yang strategis dan penting. Bagi koalisi, akan sangat bermanfaat jika kalangan anak bangsa terbaik bisa bergabung dalam tim sukses. Namun, sejauh ini koalisi pun belum pernah melakukan pertemuan khusus dengan Gatot untuk membicarakan soal pemilihan presiden.

Politikus PKS Jazuli Juwaini membenarkan nama Gatot Nurmantyo pernah dibahas di antara partai-partai koalisi. Namun nama Gatot baru sekadar alternatif dan belum final.

"Ini kan baru nama alternatif. Nanti kalau saya sebutkan, saya dibilang mengarah ke situ, salah lagi saya," kata Jazuli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (23/8).

Menurut dia, saat ini koalisi masih mencari nama yang terbaik untuk memimpin tim pemenangan. Sejumlah nama juga disebut-sebut akan menjadi ketua tim pemenangan, yaitu mantan panglima TNI Djoko Santoso dan Ketua Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Tentu, kita akan merumuskan bagaimana caranya timses ini solid, timses ini kuat, narasinya kuat juga strateginya, tujuannya kita kan menang. Buat PKS nanti kita lihat dan kita sepakati bersama siapa sih yang paling cocok mengomandani pemenangan ini, dan sekarang masih kita diskusikan," ujarnya.

Jazuli enggan membeberkan terkait kapan Sandiaga dan Gatot akan melangsungkan pertemuan. Namun, ia menegaskan, komunikasi keduanya masih terus berjalan hingga saat ini. Koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga saat ini diketahui belum mendaftarkan tim pemenangan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jazuli mengatakan, diharapkan bisa didaftarkan dalam waktu dekat.

"Pokoknya sebelum 21 September sudah terdaftar, insya Allah," katanya.

Sandiaga pun menyambut baik kabar akan bergabungnya Gatot ke kubunya. Sandiaga menilai, Gatot dapat membantu menghadirkan pemerintahan yang kuat.

"Beliau adalah tentunya tokoh yang sangat berpengalaman dan bisa membantu kita untuk menghadirkan pemerintahan yang kuat dengan pola kepemimpinan yang tegas," kata Sandiaga di Posko Melawai, Jakarta, Kamis (23/8).

Sandiaga menilai Gatot adalah sosok yang tegas, kuat, dan sosok yang sangat mengerti salah satu perang asimetris ke depan adalah perang ekonomi. Menurutnya hal itu penting untuk meningkatkan kemandirian ekonomi.

photo
Mantan panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Rencananya, Sandi akan menemui Gatot dalam waktu dekat. Namun hingga kini keduanya masih mencari waktu yang tepat untuk bertemu.

"Cukup positif (sikap Gatot), saya sudah sampaikan tapi masih menunggu waktu kita sesuaikan," ujarnya.

Sandi mengaku tidak ada kendala di dalam perumusan tim pemenangan. "Tidak ada kendala, kita cuma tak ingin tergesa. Jangan terburu dan akhirnya kita tidak mengakomodir mereka, kita ingin penuh kehati-hatian, kita ingin merepresentasi dalam tim pemenangaan kita," ujarnya mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut.

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Djoko Santoso pun mengungkapkan alasan hingga saat ini tim pemenangan Prabowo-Subianto belum final ditetapkan. "Ya kalau bisa (lebih cepat lebih baik), ini belum (selesai). Harus langkah per langkah enggak bisa ujug-ujug 'wah di sana juga laporin' terus kita laporkan," kata Djoko saat ditemui di Kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta, Senin (20/8).

Djoko mengatakan saat ini tim masih mengatur waktu terkait apa saja yang harus dikerjakan, menyusun strukur organisasi, serta menginventarisasi masukan dari pihak-pihak yang akan bergabung. Diakuinya hingga kini struktur organisasi belum selesai.

Mantan panglima TNI tersebut mengatakan, rencananya pada 4 September mendatang tim pemenangan struktur yang telah dibuat diharapkan telah disepakati secara mufakat oleh seluruh partai koalisi. Ia mengaku tidak bisa menentukan sendiri.

Ia menjelaskan, komunikasi dengan sejumlah partai mitra koalisi juga masih terus  dilakukan. Hal itu dibuktikan dengan adanya  hasil kesepakatan dengan PAN. Ia juga membantah jika perumusan tim pemenangan di kubu Prabowo dikatakan berjalan alot. Menurut dia, koalisi hanya ingin orang-orang yang menjadi bagian dari tim pemenangan Prabowo-Sandiaga adalah orang orang yang benar-benar baik dan bagus.

"Ya kita kalau bisa sesegera mungkin. Tapi kita tidak meninggalkan prinsip kehati-hatian," ucap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement